A PHP Error was encountered

Severity: 8192

Message: Function create_function() is deprecated

Filename: controllers/Post.php

Line Number: 84

Backtrace:

File: /var/www/phinemo.com/html/apps/application/controllers/Post.php
Line: 84
Function: _error_handler

File: /var/www/phinemo.com/html/apps/application/controllers/Post.php
Line: 22
Function: autop

File: /var/www/phinemo.com/html/apps/index.php
Line: 315
Function: require_once

INSPIRATION


Indonesia Dimata Para Traveler Asing

Ryan Arti — 15 April 2015

duel-indonesia Foto oleh Alex Hanoko

“Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman”

Begitulah kira-kira penggalan syair lagu yang sempat tenar saat masih kecil dulu.

Banyak yang mempercayai bahwa Indonesia memiliki segala yang dibutuhkan untuk layak dianggap menjadi serpihan surga yang jatuh ke bumi dan saya pun termasuk salah satu yang mengamini.

Namun itu adalah sudut pandang saya sebagai masyarakat pribumi yang secara wajar mengagumi tanah kelahirannya.

Bagaimana dengan traveler dari belahan dunia berbeda? Apakah mereka juga berpendapat serupa? Beberapa teman yang juga pernah mengunjungi tanah surga ini memberikan gambaran seperti apa pesona Indonesia dari sudut pandang mereka.

Fabian Quintana Montuori (Backpacker asal Chile)

fabian Foto oleh Fabian Quintana

Kami secara tidak sengaja bertemu ketika ia dan kekasihnya sedang beristirahat di sebuah rest area sebelum mengunjungi api biru di Kawah Ijen, Jawa Timur.

Dalam sebuah meja café, ia sempat bercerita mengenai sudut pandangnya terhadap Indonesia.

'Dengan keindahan alam seperti ini, sebenarnya kalian bisa merajai sektor pariwisata dunia. Indonesia punya gunung-gunung yang tinggi, beragam jenis ikan-ikan cantik, dan bahkan kalian memiliki banyak sekali ‘fosil hidup’ yang tidak bisa ditemukan di tempat lain. Tapi pemberitaan tentang Indonesia di tempat tinggal saya masih sangat jarang.'

Menurutnya, Indonesia memiliki banyak sekali potensi wisata kelas satu dunia, minimnya pemberitaan media mengenai pesona Indonesia pun ditanggapinya dengan cukup bijak.

'Saya senang dengan Indonesia yang tersembunyi seperti ini, semakin banyak pemberitaan maka akan semakin banyak daerah yang dieksploitasi atas nama pembangunan pariwisata. Tapi ada baiknya jika beberapa penduduk lokal yang mengelola sektor periwisata tersebut mampu sedikit berbahasa Inggris.'

Jelasnya dengan aksen Spanyol yang masih sangat kental.

'Bahasa ibu di Chile bukanlah bahasa Inggris, aksen kami itu justru memperparah mis-komunikasi. Makanya pada kali pertama berkunjung ke sini, saya harus menuliskan kalimat ke dalam smartphone dahulu untuk dialih-bahasakan ke dalam bahasa Indonesia jika ingin bertanya kepada penduduk lokal,' ujarnya sembari tertawa.

Iman Ibrahim (Mahasiswa asal Mesir)

Turis Asing Ramah Pada Warga Lokal Foto dari Farnaztravel (ilustrasi)

Berbeda dengan Fabian, Iman merasa keterbatasan penduduk lokal dalam menggunakan bahasa Inggris justru merupakan ciri khas dari Indonesia yang cinta dengan bahasa dan budayanya yang kaya.

'Menurut saya beberapa kota di Indonesia sudah sangat modern, banyak gedung tinggi dan hotel mewah, masyarakatnya pun sudah banyak yang lancar berbahasa Inggris, namun entah mengapa hal tersebut membuat merasa kesulitan menemukan ciri Indonesia yang ramah dengan kebudayaan yang khas.'

Saya rasa hal ini wajar dirasakan Iman, ia adalah salah satu contoh dari sedikit orang asing yang mempelajari bahasa dan kebudayaan Indonesia. Terbiasa tinggal di Solo membuat Iman merasa kaget dengan keadaan ibu kota yang ramai. Terlebih mengingat kali pertama ia mengunjungi Jakarta adalah pada puncak jam macet di pulang kerja.

'Pada awalnya saya merasa kesulitan menemukan makanan yang cocok dengan lidah masyarakat Mesir, karena kalian terus memakan nasi sebanyak tiga kali dalam satu hari. Namun karena harus bertahan hidup akhirnya saya mencoba satu persatu kuliner khas di sini dan saya sangat menyukai masakan Jawa, mereka memiliki rasa yang manis dan membuat saya ketagihan,' ujar wanita yang gemar makan tempe mendoan ini.

Alexander Raduncev (Pelatih wushu asal Kazakhstan)

Saya memanggilnya Sir Alex dan ia sama sekali tidak merasa keberatan, malah senang karena namanya menjadi serupa dengan salah satu pelatih sepak bola terkenal klub Inggris dahulu.

Sir Alex memiliki pandangan tersendiri mengenai pembangunan dan karakter pemuda Indonesia.

'Ini adalah kali ke lima saya mengunjungi Indonesia dan saya sangat menikmatinya. Sebagai negara berkembang Indonesia memiliki pembangunan yang sangat pesat tiap tahunnya. Dua tahun saja tidak ke sini, di sisi barat sana sudah ada dua hotel baru,' ujar pria tegap yang sangat ekspresif tersebut.

'Kesan pertama saya terhadap Indonesia adalah ingin membuktikan stereotype yang sering saya dengar dari teman-teman atlet bahwa warga sini sangat ramah terhadap turis. Rupanya benar, saya tidak menemukan kedekatan seperti ini di lingkungan tempat tinggal saya. Saya pun sangat menyukai generasi belia Indonesia, anak-anak muda seperti kalian sangat bersemangat dan aktif untuk mencari tahu segala sesuatu hal yang baru. Bagian terbaik adalah untuk mencapainya, kalian mau dan mampu belajar dengan sangat giat.'

Sebagai seorang pelatih beladiri Internasional, Sir Alex memiliki selera humor yang sangat tinggi dan mudah bersahabat dengan siapa saja.

Sepanjang perbincangan, beliau berulang kali menyebutkan bahwa Indonesia memiliki segala pesona untuk menjadi tujuan wisata kelas satu dunia. Mulai dari keanekaragaman flora dan fauna endemik yang mulai langka, beragam etnis dengan kebudayaan yang sangat kaya dan berbeda di setiap daerahnya, hingga pada generasi muda yang berbakat dan mau belajar.

Saya masih ingat betul pada sebuah potongan pesan yang pernah beliau katakan.

'Tanah kalian sangat kaya akan banyak hal dan sudah sepatutnya kalian merasa bangga terhadap apa yang kalian miliki saat ini. Terus kenali diri kalian dengan lebih baik lagi, lalu jaga tanah ini dengan penuh cinta seperti kalian menjaga ibu kalian sendiri.'

Jadi, dengan semua keindahan ngeri ini, masih yakin kamu mau menghabiskan masa muda di balik meja?

Bagikan artikel ini :