11 Travel Blog yang Akan Membuatmu Tersedot ke Petualangan Mereka
1. Journal Kinchan
Ia adalah seorang pengamat yang baik. Ia memperhatikan setiap bagian terdetail dari perjalananannya. Cara bertutur yang sederhana adalah senjatanya.
Ia piawai menyusun kata-kata untuk menceritakan hal yang ia temukan di perjalanan. Seperti yang ia ceritakan tentang kisah laki-laki yang ia sebut Buppak. Laki-laki yang mengangkatnya sebagai anak angkat, saat Kinchan mendapat penempatan mengajar di Bawean. Dan lelaki itu beberapa kali sempat menghiasi beberapa judul di blognya.
Tulisan yang direkomendasikan : Penghujung senja Buppak
2. Agustinus Wibowo
Agustinus, seorang pria yang memiliki cita-cita berkeliling dunia semenjak ayahnya memperkenalkan peta pada dirinya sewaktu kecil. Ambisinya makin mengebu saat ia kuliah di Tiongkok.
Sudut pandangnya tentang traveling bukan tentang bersenang-senang ataupun tentang liburan mewah. Daerah-daerah rawan konflik menjadi tempatnya bertualang. Bahkan ia sempat terdampar di Afghanistan selama 3 tahun.
Tulisan perjalanannya bisa dibaca dalam 3 karya bukunya. Genre tulisan perjalanan yang ia ambil adalah sastra perjalanan.
Ia pandai bertutur. Ketika harus berjalan berpuluh-puluh kilometer di padang luas dan terjatuh dalam sungai bebatuan, atau saat ia harus menahan rasa sakitdengan menempuh perjalanan sangat panjang di kendaraan dengan bangku yang sangat keras, ia sampaikan dengan baik lewat susunan kata yang apik.
Setelah menjelajah negara lain, sekarang ia sedang fokus untuk menjelajah pelosok tanah air.
Tulisan yang direkomendasikan : Afganistan Aku Datang
3. Jejak Vicky
Siapa bilang traveling hanya untuk mereka yang masih muda? Jejak Vicky adalah travel blog yang dikelola oleh seorang ibu tangguh dari 3 orang anak.
Ia menuangkan panduan perjalanan yang dikemas apik dalam kisah cerita perjalanannya sendiri. Cerita-cerita perjalanannya inspiratif, dan juga informatif.
Jika kamu seorang yang hobi melancong ke luar negeri, sering-seringlah mampir ke Jejak Vicky. Siapa tahu ada informasi penting yang kamu lewatkan sebelum keberangkatanmu.
Tulisan yang direkomendasikan : Munich – Obertraun (Hallstatt)
4. Backpackstory
Walaupun bekerja sebagai pekerja kantoran, Ariev Rahman selalu menyempatkan untuk traveling.
Sudut pandang yang ia ambil di perjalanannya unik, angle yang mungkin tak pernah terpikirkan orang lain.
Ada tulisan di blog Ariev yang bercerita tentang perjalanan yang mengubah hidupnya, yakni tentang perjalanan perdananya saat tengah mengalami patah hati, tentang perjalanannya yang sedang mengenang alhmarhum ayahnya, dan tentang perjalanan bersama ibunya. Di tiap poin ia jelaskan bagaimana perjalanan tersebut begitu mengena dihatinya. Bacalah, kamu akan tahu mengapa saya rekomendasikan tulisan tersebut.
Tulisan yang direkomendasikan : Tiga Perjalanan Yang Mengubah Hidup
5. Efenerr
Farchan Noor Rachman, seorang yang sehari-haru bekerja sebagai pegawai kantor pajak, pemilik blog efenerr.com.
Di tiap postingannya, ia tidak hanya memberikan informasi tentang hal-hal yang ia temui di perjalanan atau tentang panduan. Farchan seorang yang jeli mengamati sesuatu, termasuk isu sosial. Tulisan-tulisannya ringan, namun 'tajam'.
Seperti misal tulisannya yang berjudul 'Tempat Wisata Butuh Istirahat'. Ia menjadi pengamat yang baik dengan menyampaikan aspirasi dari sudut pandangnya.
Tulisan yang direkomendasikan : Kala Ibunda Pertama Kali Ke Luar Negeri
6. Dua Ransel
Ransel mungkin terlalu kecil untuk menyimpan kebutuhan hidup selama berhari-hari. Tapi, ransel telah memberikan banyak pelajaran kehidupan pada Dina & Ryan, suami istri yang telah berkeliling di 40 negara ini.
Salah satu kisah mereka di Kampung Phluk, Kamboja membuat hati sedikit miris. Penduduk di situ hidup di perairan yang begitu luas pada musim hujan yang menjadi habitat ular tawar paling besar di Asia Tenggara. Kampung ini sering mendapat kunjungan turis asing. Turis asing = banyak uang. Itu pandangan penduduk Kampung Phluk. Tiap ada turis asing, anak-anak mendekat. Sayangnya bukan untuk mengucapkan 'halo' atau sekadar tersenyum, melainkan untuk meminta dolar dari turis.
Dua ransel tak sekadar memberikan tips menarik selama di perjalanan, tapi juga tulisan yang mengajak pembacanya untuk merenungi kehidupan.
Tulisan yang direkomendasikan : Sepercik Warna Kamboja
7. Windy Ariestanty
Windy Ariestanty, seorang editor dan penulis yang suka jalan-jalan. Baginya, traveling tak sekadar tentang destinasi, melainkan tentang cerita di balik perjalanan itu sendiri. Karena baginya, tak pernah ada tempat yang baru di dunia ini.
Gaya penulisan yang ia pakai adalah sastra perjalanan, naratif.
Hal yang selalu membuat tulisan Windy menarik adalah karena ia pengamat yang baik.
Perjalanannya di Bromo membuktikannya. Bukan matahari terbit Bromo yang ia tulis, tapi justru tentang Marsiti, wanita Suku Tengger yang begitu polos. Kepolosan yang menurut Windy justru mengajarkannya banyak hal.
Saat membaca tulisan Windy, kamu akan merasa seolah turut serta dalam petualangannya.
Tulisan yang direkomendasikan : Belum Punya Judul
8. Naked Traveler
Trinity, tak diragukan lagi, ia adalah pelopor travel blogging di Indonesia. Ia mulai menuliskan catatan perjalanannya bahkan sejak blogging belum sepopuler sekarang.
Tulisan Trinity banyak menginspirasi orang lain untuk ikut menuliskan perjalanannya.
Kisah-kisah perjalanannya dibawakan dengan kata-kata yang begitu ringan dan dapat dengan mudah dipahami. Petualangannya selain menjelajah Indonesia, ia pun telah menjelajah banyak negara. Buku-buku perjalanannya sudah berkali-kali terbit dan bisa kamu temukan di toko-toko buku.
Tidak hanya membagikan kisah perjalanan, ia pun kerap membagikan tips-tips traveling yang bermanfaat. Seperti tipsnya berpakaian di musim dingin. Di cerita tersebut ia mengimbuhkan tentang perjalanannya yang sedang mengunjungi Jerman pada musim dingin, tetap dengan gaya bertutur khas Trinity tentunya.
Cerita selengkapnya bisa dibaca di sini.
9. Obendon
Olive Bendon, tulisannya tidak sekadar menceritakan tentang keindahan-keindahan tempat yang dikunjungi.
Ia seorang yang 'jujur', yang mampu menceritakan tentang realita yang ia temukan di perjalanan. Percayalah, bagi seorang penulis perjalanan, menuliskan hal yang 'tak bagus-bagus saja' di perjalanan adalah hal sulit, tapi Olive Bendon piawai melakukannya.
Tulisannya lugas dan berbobot. Seperti tulisannya tentang mayat berjalan di Toraja. Olive menceritakan semuanya dengan mendalam. Dalam tulisan tersebut ia pun memberikan himbauan terhadap pembaca agar tidak memposting hal-hal yang mereka tidak ketahui akarnya. Hal penting, yang kini mulai terlupakan di era sosial media.
Tulisan yang direkomendasikan : Fenomena Ritual Bersih Kubur hingga Mayat Berjalan Toraja
10. Whatever I'm Backpacker
Jenis travel blog seperti ini masih terbilang langka. Blog ini diasuh M. Takdis. Gayanya yang slengean dengan bahasa yang ringan membuat pembaca akan terkekeh.
Tulisannya di Makigaya Jepang misalnya. Tanpa panduan jelas dan tanpa tahu akan kemana, ia tetap melangkah. Berhari-hari terlunta-lunta di jalanan Jepang dan tidurpun menggembel. Bayangkan, ia mengunjungi tempat-tempat hanya berdasar tempat tersebut memiliki nama bagus atau tidak (menurutnya)! Sampai akhirnya perjalanan itu membawanya ke sebuah Desa Makigaya yang masih begitu hijau dan asri.
Tulisan yang direkomendasikan : Makigaya Gak Bikin Backpacker Mati Gaya #JapanTrip
11. Jalan Pendaki
Jalan Pendaki diasuh oleh Acen, seorang yang mampu menceritakan pendakian seberat apapun dengan ringan dan sangat fun!
Selain cerita pendakian, Acen juga kerap kali berbagi tips mendaki, akan sangat berguna bagi kamu seorang yang baru memutuskan mulai mencoba mendaki.
Guyonan-guyonan ringan (dan kadang tak terduga) khas Acen membuat cerita perjalanannya tak monoton. Informasi terbaru, Jalan Pendaki kini tengah bersiap untuk menerbitkan sebuah buku. Kamu bisa mengikuti info terbaru mengenai hal tersebut di blog Jalan Pendaki.
Tulisan yang direkomendasikan : Peralatan Mendaki Gunung