A PHP Error was encountered

Severity: 8192

Message: Function create_function() is deprecated

Filename: controllers/Post.php

Line Number: 84

Backtrace:

File: /var/www/phinemo.com/html/apps/application/controllers/Post.php
Line: 84
Function: _error_handler

File: /var/www/phinemo.com/html/apps/application/controllers/Post.php
Line: 22
Function: autop

File: /var/www/phinemo.com/html/apps/index.php
Line: 315
Function: require_once

CULTURE


5 Alasan Jogja Menjadi Destinasi Bagi Solo Traveler Pemula

Prameswari Mahendrati — 29 January 2015

Berjalan dari terminal Giwangan hingga Keraton dan Malioboro sama sekali tak membuatku merasa was-was dan lelah, semua terasa mengalir dengan santai. Kota pelajar nan tentram, tak pernah saya dengar adanya konflik, demo mahasiswa dan buruh, atau tingkat kriminalitas yang tinggi.

Itulah salah satu yang membuat saya merasa tentram melakukan perjalanan sendirian. Mengawali pengalaman pertama memang tak pernah mudah, itu seperti halnya kamu ingin menjadi seorang penulis, tapi hanya tahu teori penulisan tanpa pernah mencoba praktik secara langsung.

Sama halnya dengan seorang yang ingin menjajal menjadi seorang solo traveler, materi dan pengetahuan terhadap destinasi saja belum cukup, dibutuhkan modal keberanian, kepekaan, dan kepercayaan diri yang tinggi.

Memulai belajar dari sesuatu yang menarik dan mudah, begitulah kata guru bimbingan konseling saya sewaktu Sekolah Dasar, kurasa ada benarnya juga. Jika dikaitkan antara seseorang yang ingin menjajal menjadi solo traveler dengan kota Jogja yang aman, maka jawabannya adalah sebuah benang merah yang saling berkaitan.

Berikut beberapa alasan mengapa Jogja menjadi kota yang tepat untuk menjajal menjadi solo traveler;

1. Saat Bingung, Orang Akan Datang

photo by John Ragai photo by John Ragai

Jangan berpikiran negatif dulu, tidak semua orang berniat jahat menghampiri seorang yang sedang kebingungan. Tenang saja, Jogja adalah kota tentram berbudaya. Masyarakat memegang teguh etika, moral, dan tata krama.

Di mana kamu bingung, di situlah penduduk lokal akan menghampirimu untuk membantumu, setidaknya member petunjuk jalan.

2. Berjalan Sembari Beribadah

photo by Lucas Jans photo by Lucas Jans

Senyum adalah ibadah

Begitulah anjuran yang diajarkan oleh guru sewaktu di taman kanak-kanak. Ketika berjalan di sepanjang Jogja, kamu tidak perlu risau untuk menyapa atau sekedar melempar senyum kepada penduduk lokal maupun para bule.

Mereka menjual senyum dengan sangat murah, itulah mengapa kota ini tidak hanya terkenal dengan budaya kejawen, tapi juga keramahannya. Jika tidak percaya, cobalah sedikit melempar senyum kepada pelanggan di sebelahmu ketika duduk-duduk di warung kopi, tidak hanya berbalas senyum, sebuah obrolan basa-basi pun akan dimulai.

3. Banyak Bicara Pangkal “Kaya”

photo by Prameswari Mahendrati photo by Prameswari Mahendrati

Apabila “hemat pangkal kaya” adalah peribahasa yang sudah lazim kita dengar sewaktu kecil. Tapi kaya tidak melulu harus dikaitkan dengan materi seperti halnya peribahasa tersebut. Solo traveler akan lebih memaksamu untuk berinteraksi dengan orang lain ketimbang traveling bersama dengan travelmate.

Dengan banyak bertanya dan berbincang dengan seseorang ketika beristirahat dan duduk-duduk di taman kota, kamu akan mendapatkan pengetahuan lebih tentang daerah yang kamu pijakkan.

Beruntung jika kamu di Jogja, karena penduduk di sini adalah orang yang mudah berbagi pengetahuan, termasuk wejangan atau nasihat.

4. Perut dan Dompetmu Tak Akan Pernah Tersiksa

Solo traveling dengan cara backpacking sangat mungkin dilakukan di kota Jogja. Jika perutmu butuh asupan sedangkan isi dompetmu miris, angkringan adalah solusi. Berkeliling selama tiga hari penuh di kota pelajar, saya selalu disuguhkan dengan berbagai macam angkringan atau warung kucingan dengan pengunjung yang didominasi oleh kalangan muda-mudi.

Tak perlu khawatir, aneka nasi bungkus, gorengan, sate, dan minuman, semua dijual dengan harga terjangkau, tanpa merogoh kocek.

5. Jogja, Kota Rendah Kriminalitas

Photo by Prameswari Mahendrati Photo by Prameswari Mahendrati

Embel-embel kata “kota” tidak berstereotip sama dengan kota-kota besar lain yang memiliki tingkat keramaian padat. Apabila rata-rata kota menjadi ladang untuk mencari nafkah, dari yang halal hingga berbagai cara, maka ramainya Jogja tidak lain kerana seseorang ingin belajar kebudayaannya, mengenal pariwisatanya, dan menyorot kaleideskop sejarahnya.

Di kota ini, kamu tak perlu risau bila nemenpuh jarak dengan berjalan kaki atau bepergian hingga larut malam. Semua serba aman, termasuk orang-orang bertato sekalipun, percayalah bahwa hati mereka tak semenyeramkan coretan di tubuhnya.

Baca juga : 7 Cara Sakti Untuk Menjadi Seorang Solo Traveler

  7 Cara Jitu Agar Isi Kantong Tetap Aman Ketika Belanja

                    di Malioboro

Bagikan artikel ini :