A PHP Error was encountered

Severity: 8192

Message: Function create_function() is deprecated

Filename: controllers/Post.php

Line Number: 84

Backtrace:

File: /var/www/phinemo.com/html/apps/application/controllers/Post.php
Line: 84
Function: _error_handler

File: /var/www/phinemo.com/html/apps/application/controllers/Post.php
Line: 22
Function: autop

File: /var/www/phinemo.com/html/apps/index.php
Line: 315
Function: require_once

TRAVEL-IDEAS


5 Hal yang Hanya Bisa Kamu Temukan di Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi

Desy Lestari — 11 September 2015

taman nasional alas purwo Welcome to Alas Purwo National Park! Foto oleh Desy

Taman Nasional Alas Purwo yang terletak di Kabupaten Banyuwangi ini mungkin tak seterkenal Kawah Ijen dengan api birunya sehingga banyak wisatawan yang datang ke Banyuwangi kerap kali melewatkan Alas Purwo.

Tapi siapa sangka kalau ternyata Alas Purwo yang sering disebut orang-orang sebagai “Hutan Angker” ini ternyata menyimpan begitu banyak hal menarik di di dalamnya!

 

1. Minta Izin Berkunjung ke 'Penghuni' Alas Purwo di Situs Kawitan

alas purwo Minta izin terlebih dulu pada "penghuni" Alas Purwo. Foto oleh Desy

Di tengah hutan Alas Purwo terdapat sebuah Candi Hindu yang bernama Situs Kawitan. Nama Kawitan ini sendiri berasal dari bahasa Jawi “Kawi” yang artinya tua. Dikatakan seperti itu karena masyarakat mengkaitkannya dengan Hutan Alas Purwo yang dipercaya sebagai tanah yang pertama kali ada saat penciptaan tanah Jawa.

Teman perjalanan saya yang memang warga asli Banyuwangi  mengajak saya untuk masuk sekaligus melakukan ritual kecil. Ia berkata, jika hal tersebut perlu dilakukan untuk meminta izin kepada penghuni ghaib Alas Purwo, agar sesuatu yang buruk tidak terjadi selama kami berada di sana.

 

2. Musim gugur!

alas purwo Sensasi musim gugur di Alas Purwo. Foto oleh Desy

Fenomena musim gugur yang hanya ada di negara 4 musim memang suka membuat orang-orang 'berkantong tipis' seperti saya hanya bisa mengelus dada. Tapi setelah saya datang ke Alas Purwo, rasa penasaran saya jadi terobati karena di tengah Alas Purwo ternyata ada hutan duplikat musim gugur!

Sekadar saran, jika inign mendapat hasil foto yang bagus, datanglah di musim penghujan. Kamu akan mendapati sebagian pepohonan di Alas Purwo berdaun merah berguguran. Luar biasa indah!

 

3.  Sadengan, sabana ala Alas Purwo

alas purwo Sabana ala Alas Purwo. Foto oleh Desy

Sadengan berjarak sekitar 2km dari pintu masuk Pos Rawa Bendo. Sadengan sendiri merupakan padang sabana. Saya menyebutnya sebagai Afrika-nya Banyuwangi.

alas purwo Menara pengintai Sadengan. Foto oleh Desy

Melalui menara pengintai, kita bisa melihat satwa liar seperti Banteng Jawa, Rusa dan lain-lainnya dalam kelompok besar.

Selain itu kita juga bisa melihat merak dalam jarak dekat di sini. Sayangnya ketika saya datang, si merak sepertinya sedang ngambek karena terus sembunyi. Tak hanya satwanya saja yang mempesona, tapi keindahan alam Sadengan patut diacungi  ratusan jempol!

 

4. Bertualang jelajah 3 goa

alas purwo Hutan bambu menuju 3 goa. Foto oleh Desy

Dari area camping ground, untuk menemukan goa pertama, yaitu Goa Astana, dapat ditempuh dengan jalan kaki sejauh 2 km, goa kedua yaitu Goa Mayangkoro jaraknya 2.5 km, sedangkan goa yang ketiga adalah Goa Padepokan dan merupakan goa yang terjauh karena untuk mencapainya kamu harus jalan kaki sejauh 4 km.

Meskipun berada di dalam hutan, tapi tak perlu takut tersesat untuk menemukan ke-3 goa ini. Rutenya cukup jelas,  cukup mengikuti jalan melewati hutan bambu dan pepohanan khas hutan lainnya.

alas purwo Sesajen dan tempat ritual di dalam Goa Astana. Foto oleh Desy

Goa-goa ini biasa digunakan sebagai tempat ritual dan pemujaan. Ketika saya dan teman-teman kesana, kami juga menemukan sesajen di dalam goa, nampaknya digunakan sebagai ritual belum lama ini.

 

5. Pantai Tak Bernama

alas purwo Pantai tak bernama. Foto oleh Desy

Kenapa saya sebut sebagai pantai tanpa nama? Ya, karena pantai ini memang tidak ada namanya dan belum pernah dikunjungi wisatawan.  Lokasinya terletak sekitar 1 km dari area camping ground ditempuh dengan jalan kaki.

Favorit saya, ketika memasuki area pantai, maka kita harus menembus semak-semak!

Oh, tak perlu takut tersesat, karena suara ombak akan menjadi pemandu menemukan pantai ini. Sebagai nilai plus, di sepanjang pantai ini berjajar bebatuan berwarna hitam yang unik dan indah untuk berfoto.

Sebagai catatan, kalau ingin mengunjungi pantai ini jangan di saat air laut sedang pasang karena banyak sekali sampah-sampah alam yang terbawa ombak di pantai ini.

 

Bagikan artikel ini :