8 Tempat yang Akan Mengubah Ekspektasi Burukmu Tentang Sri Lanka
“Mau kemana kali ini?” tanya seorang teman kantor ketika melihatku memanggul ransel.
Sore ini memang aku sepulang kerja bermaksud untuk langsung menuju ke Bandara Soekarno Hatta. Jadi membawa ransel ke kantor adalah salah satu solusi supaya menghindari waktu terbuang di jalan.
“Sri Lanka,” jawabku sambil tersenyum lebar.
“Sri Lanka? Yakin? Engga ke Maladewa?” tanya temanku penasaran.
Mukaku sumringah sembari menganggukan kepala keras-keras meng-iyakan.
“Idih, ngapain ke Sri Lanka? Emang apa bagusnya disana?”
Aku tertawa dalam hati. "Wah, belum tau dia..." pikirku kalem.
Sri Lanka adalah sebuah negara kecil yang terletak bersebelahan dengan Maladewa. Luasnya saja jauh lebih kecil dari pulau Sumatera. Namun sejak “kasus” kepergian seorang pejabat penting negara kita ke Maladewa, memang Maladewa menjadi lebih terkenal di kalangan para pelancong Indonesia.
Tetapi jangan salah, Sri Lanka si negara imut ini juga mempunyai begitu banyak tempat wisata keren yang patut dikunjungi, setidaknya sekali dalam seumur hidup kita.
1. Kolombo, kota terbesar di Sri Lanka
Jujur saja, perjalananku ke Sri Lanka awalnya cukup membuat aku deg-deg-an. Pasalnya aku backpacking sendiri. Emang hobbyku untuk jalan-jalan sendiri. Tetapi kali ini, tantangannya cukup bikin ketar-ketir, karena aku banyak mendengar kalau orang-orang Sri Lanka cenderung cukup “beringas” jika melihat perempuan.
Untungnya saat aku hendak berangkat, aku mencoba menghubungi teman-teman Couchsurfing yang ada di kota Kolombo. Ternyata jejaring komunitas travel ini cukup aktif di Kolombo. Mereka pun menyambut aku dengan penuh antusias. Karena sambutan yang begitu positif, aku semakin yakin untuk pergi ke Sri Lanka.
Kolombo adalah kota yang menarik karena masih banyak terlihat desain arsitektur peninggalan Kerajaan Inggris di tempat ini. Dengan mayoritas penduduk yang beragama Buddha, mereka tetap hidup rukun dengan pemeluk agama lain seperti Hindu, Kristen dan Islam. Itu bisa terlihat dari begitu banyaknya bermacam-macam tempat ibadah di kota ini.
Yang menarik dari Sri Lanka adalah ongkos transportasi publiknya yang sangat murah. Naik bus bandara ke kota hanya dikenakan sekitar 120 Srilankan Rupes (LKR) = sekitar Rp. 12.000. Bus biasa yang ada di dalam kota juga murah. Rata-rata hanya sekitar 20-30 LKR, dan kenek nya pun sabar memberikan tiket satu demi satu ke para penumpang, walau harus berusaha stabil sambil mengutak-atik mesin tiket di bus yang bergoyang. Jangan heran juga jika kamu naik tuk-tuk (bajaj) lalu terdapat meteran harga di dalamnya. Di toko-toko pun, harga barang harus sama dan sesuai dengan angka yang tertera di kemasan.
2. Kandy, tempat dimana gigi Buddha berada
Kalau kamu ke Sri Lanka, usahakan datang pada bulan Agustus untuk menghadiri Festival Esala Perahera yang diadakan setiap tahunnya. Kandy yang berjarak sekitar 1-2 jam dengan mobil dari Kolombo ini dinyatakan sebagai kota suci karena terdapatnya gigi Buddha di salah satu temple yang terkenal bernama Sri Dalada Maligawa atau the Temple of the Sacred Tooth Relic.
Festival Perahera ini sendiri sangatlah seru karena dihadiri oleh ribuan manusia dari berbagai daerah di Sri Lanka maupun dari negara-negara lain. Siap-siap datang lebih awal untuk mencari spot yang bagus melihat iring-iringan karnaval tersebut. Festival yang diadakan hampir selama 2 minggu ini menghadirkan ratusan penari yang beratraksi macam-macam dan gajah-gajah besar yang dihiasi dengan atribut meriah dan lampu-lampu kecil berkerlap-kerlip.
Festival Esala ini juga digelar untuk memperingati khotbah pertama Buddha dan penolakan awal yang diterimanya saat berkhotbah. Esala juga dianggap sebagai awal musim hujan (Vassana) dimana hujan diartikan sebagai berkat yang datang kepada umat manusia.
3. Nuwara Eliya, kota perbukitan teh
Perjalanan dengan kereta api dari Kandy ke Nuwara Eliya atau Ella, dua kota perbukitan teh yang sangat terkenal di Sri Lanka tidaklah boleh dilewatkan! Dengan hanya berbekal ongkos tiket Kereta Api sebesar 160 LKR untuk 4 jam perjalanan dan duduk manis di sisi jendela kereta, kita bisa memperoleh pemandangan luar biasa sepanjang perjalanan dari Kandy ke Nuwara Eliya -turun di stasiun Nanu Oya. Kereta api tersebut memiliki jalur yang melewati hijaunya lembah dan perbukitan teh. Ini lebih dari sekedar seperti perkebunan teh Gunung Mas di Jawa Barat, karena sejauh mata memandang seluruh lembah yang maha luas tersebut ditanami teh!
Lalu banyaknya air terjun yang terlihat saat kereta berjalan juga menambah indahnya pemandangan perjalanan ini. Pantas saja kalau ini disebut oleh para wisatawan mancanegara sebagai "best scenic train journey".
Jika sudah tiba di Nuwara Eliya, bersiaplah dengan cuaca dingin yang cukup mengigit dengan ditemani secangkir teh di Heritance Tea Factory sambil mengagumi bagaimana teh menjadi komoditas utama Sri Lanka, terutama saat jaman penjajahan Inggris. Disinilah aku memiliki perasaan bahwa teh terlihat lebih penting daripada beras bagi masyarakat Sri Lanka! Bicara soal teh, orang Sri Lanka juga punya kebiasaan untuk melakukan tea break pada pukul 10 pagi dan 3 sore. Di sepanjang warung-warung pinggir jalan kamu bisa melihat mereka menikmati roti “super” keras mereka dengan secangkir teh hitam kental. Orang Sri Lanka tidak suka dengan teh hijau yang mereka anggap bukan teh betulan.
4. Polonnaruwa, Kota Tua yang tak hilang kemegahannya
Polonnaruwa adalah kota tua kedua terbesar di Sri Lanka. Yang terbesar adalah Anuradhapura. Tetapi aku memilih Polonnaruwa karena areanya yang tidak terlalu luas sehingga bisa di eksplor dengan sepeda atau tuk-tuk.
Buat aku yang suka banget dengan kota tua dan selalu kagum melihat bangunan- bangunan tua yang nyaris hancur namun dulunya adalah kerajaan yang megah, rasanya bisa betah berlama-lama di tempat ini. Siapkan air putih yang banyak untuk menghindari dehidrasi karena Polonnaruwa adalah kota yang gersang. Coba beli buku panduan di Tourist Information Office saat kamu membeli tiket masuk, agar bisa lebih mengerti cerita sejarah di balik setiap tempat yang ada di kota tua ini.
Buat kamu yang ingin mengambil foto diri, ingat, berfoto membelakangi Buddha atau kaki diletakkan melampaui kepala Buddha, di Sri Lanka adalah dianggap sebagai tindakan yang menghina dan sangat dilarang. Jadi kalau berfoto, pintar-pintarlah ambil sudut dari samping atau sebaiknya punggung yang membelakangi kamera.
5. Sigiriya, ketika sang raja berusaha menghindari karmanya
Dari Polonnaruwa, berangkatlah ke Sigiriya. Sebuah kerajaan yang terletak di atas bukit batu raksasa. Sigiriya di bangun oleh Raja Kaspaya yang ternyata dulunya membunuh ayahnya karena ingin merebut kerajaan. Namun di kejar oleh rasa bersalahnya, akhirnya Raja Kaspaya melarikan diri ke hutan, menemukan bukit batu raksasa ini dan mulai membangun kerajaannya sendiri di Sigiriya. Dia sengaja membangun kerajaannya di atas bukit batu yang memiliki ketinggian 200 meter agar mudah memantau jika ada yang hendak memburunya. Rasa bersalahnya membuat dia hidup dalam ketakutan setiap hari sehingga akhirnya dia bunuh diri.
Di balik cerita sedih Sigiriya, tempat ini menjadi salah satu peninggalan sejarah yang indah bagi Sri Lanka. Ditambah dengan adanya lukisan-lukisan wanita setengah telanjang (frescoes) yang terdapat di dalam dinding kerajaan di atas bukit membuat tempat ini menjadi salah satu UNESCO Heritage. Lukisan-lukisan ini sekarang terlihat tua dan hampir rusak dimakan oleh waktu dan cuaca. Namun perjalanan menuju puncak bukit memberikan pengalaman seru karena kita mesti ekstra hati-hati dengan angin yang bertiup kencang saat kita menaiki pijakan tangga besi yang di pancang kokoh ke dalam batu raksasa tersebut.
6. Dambulla Cave, temple sejuta Buddha
Di tempat ini aku dibuat kagum dengan struktur temple yang berada di dalam batu besar, lalu terdapat ratusan patung Buddha didalamnya dengan berbagai posisi.
Lukisan-lukisan suci lama yang tergambar di seluruh dinding gua juga memberikan nuansa tersendiri akan temple ini. Dengan posisi temple yang berada di dalam batu, rasanya ajaib karena tidak tercium bau lembab yang berlebihan. Suasana memang temaram karena cahaya matahari yang minim, namun pertukaran udara terasa begitu jelas. Mungkin hal ini juga lah yang membuat lukisan dan patung-patung tersebut masih mempunyai warna aslinya walau temple ini telah berdiri dari abad ke-1 sebelum masehi.
7. Galle, benteng tua peninggalan Portugis dan Belanda
Karena Sri Lanka termasuk negara yang tidak terlalu besar, maka dengan perjalanan kereta api lainnya, kita akan bisa mencapai selatan Sri Lanka dan mengunjungi Galle, kota benteng tua peninggalan Portugis dan Belanda.
Galle merupakan salah satu kota sejarah yang terawat dengan sangat apik dan bersih. Kita bisa merasakan nuansa jaman portugis dengan bentuk bangunan-bangunannya yang berarsitektur kolonial. Lalu terdapat mercu suar putih peninggalan Belanda yang menjadi salah satu ikon kota Galle. Menikmati sunset sambil memandang ombak yang memecah dari atas benteng juga merupakan pengalaman yang menyenangkan untuk bisa dilakukan di kota ini.
8. Unawatuna, menikmati sensasi angin laut Sri Lanka
Sudah puas dengan wisata sejarah dan religi, saatnya bermain-main sedikit di pantai yang terdapat di Sri Lanka. Sri Lanka memiliki banyak sisi pantai, Unawatuna salah satunya. Di pantai inilah aku baru merasa sisi “kebaratan” muncul di negara Sri Lanka, karena terlihat banyak orang berlalu lalang menggunakan bikini. Pasir putih, asinnya air laut dan suasana pantai yang ramai namun tidak terlalu crowded, terasa begitu relax dan menyenangkan. Namun berhati-hati lah dengan arus ombak, karena saat ombak memecah, dia akan terasa begitu kuat menarik badan kita jika tidak berhati-hati. Karena itu banyak pantai-pantai di Sri Lanka yang dijadikan area surfing, seperti pantai Hikkaduwa, Matara dan lainnya.
***
Masih ragu memasukan Sri Lanka ke dalam travel bucket list kamu? Aku saja ingin lagi ke sana karena masih banyak tempat-tempat lain yang belum kesampaian di eksplor seperti Adam’s Peak, Yala National Park dan Negombo Lagoon.