9 Ekspektasi yang Membuat Saya Ingin Traveling Ke India
berkunjung ke destinasi dengan pemandangan menakjubkan sudah biasa dilakukan, namun berkunjung ke tempat dengan padat penduduk, anak-anak yang berlarian ke sana-kemari, ibu-ibu yang mencuci pakaian di kali, hingga hewan ternak bebas berkelian di jalan raya. Interaksi manusia seperti inilah yang tak akan bosan untuk dilihat.
“Suatu saat saya ingin menyempatkan diri berkunjung ke India, negara yang identik dengan kisah Mahabharata”, itulah kalimat yang sempat saya lontarkan ketika berkumpul dengan beberapa partner traveler. Tak heran dengan ekspresi mereka, di antaranya merespon dengan wajah kecut dan alis yang dinaikan.
Tanpa komentar dari mereka, saya sudah dapat menyimpulkan jawaban dari rencana traveling saya. Tak peduli dengan stereotip yang berkembang tentang India, beberapa imajinasi tentang perualangan di sana mulai berkeliaran dalam kepala. Berikut ekspektasi yang mendorong saya untuk berkunjung ke India;
1. Saya Bisa Menggunakan Kostum Baru
Jika di keseharian saya identik dengan kemeja, blazer, dan jeans, maka saatnya saya bermetamorfosis dengan pakaian yang saya gunakan. Sari, begitulah pakaian yang identik dengan gadis-gadis India. Kesan anggun dan feminim yang membuat saya tertarik menggunakannya untuk bepergian.
2. Dua Kali Lebih Cantik dengan Bindi
Sekian banyak tempat yang saya kunjungi, tak pernah saya temukan sebuah make up atau aksesoris berupa tanda titik merah. Layaknya di film-film, seorang wanita India tampak lebih cantik dengan bindi di dahinya, namun, di balik kecantikan, bindi menyimpan makna lain, yaitu tanda pengorbanan seorang wanita.
3. Bertattoo Ala Motif India
Bagi masyarakat berbudaya timur, sebagian orang menganggap tattoo lekat dengan hal negatif. Tapi, ketika saya berada di India, suatu saat saya ingin menjajal memotif telapak tangan dengan Henna.
Pada dasarnya tattoo dan henna adalah dua hal berbeda tetapi memiliki kemiripan, sama-sama seni lukis di tubuh. Bedanya, henna terbuat dari tumbuhan dan tidak permanen jika dilukiskan dikulit.
4. Melihat Pemuda India Menari Layaknya di Film-Film Bollywood
Film-film Bollywood sempat memuncak di Indonesia pada permulaan tahun 2000-an. Saya adalah salah satu di antara masyarakat yang mengikuti fenomenalnya film tersebut. Salah satu ciri yang melekat dari film Bollywood adalah adanya adegan menari dan berjoget sepasang kekasih. Benar-benar adegan favorit dan menggelitik. Penasaran, bagaimana seandainya jika hal tersebut diterapkan dalam kehidupan nyata masyarakat India.
5. Kehidupan di Sana Seasik Film Kuch Kuch Hota Hai
Seperti kehidupan masyarakat, pemuda, dan percintaan, semua tergambar seimbang dengan balutan budaya yang khas.
6. Saya Bisa Bertemu dengan 10 Besar Wanita Tercantik di Dunia
Wanita mana yang tidak kagum dengan kecantikan, semua pasti mendambakan memiliki wajah cantik, tak menutup kemungkinan saya juga. Hobi membaca semua hal yang berbau traveling, tak sengaja saya menemukan majalah Traveller's Digest Magazine yang menyatakan wanita India masuk ke dalam kategori 10 wanita tercantik di dunia berdasar versinya. Tentu ini yang membuat saya penasaran berkunjung ke sana.
7. Berbaur dan Bercengkrama dengan Penduduk Lokal di Sungai Gangga
Sewaktu SD, Sungai Gangga hanya sepintas terlewat saat pelajaran geografi, yang saya tahu hanyalah sebagai sungai tersohor di negara India. Tapi kini, keinginan saya untuk berkunjung ke India tidak hanya sekedar melihat sungai tersohor, tapi juga bercengkrama dan menyatu dengan kebudayaan masyarakat di sana.
Sungai tersebut konon, memiliki unsur kimia yang mampu membersihkan kuman secara alamiah. Tak hanya itu, Sungai Gangga juga disucikan oleh Masyarakat asli India, sehingga lokasi tersebut tak pernah sepi.
8. Belajar Ketenangan di Negara Pusat Meditasi
Tak ingin kalah dengan Liz dalam Film Pray Eat Love, saya pun ingin mendapat ketenangan, salah satunya dengan meditasi atau yoga. Meditasi di ruangan sepi, dengan udara sejuk, bertemu dengan seorang gadis yang sedang melakukan kegiatan puasa bicara. Belajar meditasi di pusatnya tentu akan lebih berbeda dan mengena, sulit untuk dibayangkan.
9. Memenuhi Memori Kamera dengan Human Interaction
Apabila Eropa dan Asia penuh dengan keindahan alam yang melebihi batas imajinasi, maka India saya bisa mengoleksi gambar dengan tepa human interaction. Seorang ibu yang menjahit baju di luar rumah, laki-laki tua yang melepas sapi ke jalan, seorang gadis yang sedang sembahyang, dan anak kecil yang membawa pesanan susu di kedua tangannya.
Lebih dari sekedar pemandangan gunung, pantai, dan savanna, ekspresi penduduk lokal juga tak bukan ide buruk.