Alasan Mengapa Harus Coba Tinggal di Desa Arborek Saat Berada di Raja Ampat
Seorang kawan, Hitesh Matlani, baru saja mengalami pengalaman menyenangkan selama tinggal di Desa Wisata Arborek, Raja Ampat. Ia mengirim cerita mengenai pengalaman menarik yang ia alami di sana, juga panduan untuk menuju Arborek.
***
Desa Arborek -terletak satu setengah jam dari Waisai ibukota Raja Ampat- termasuk desa pelopor dari 18 desa di Papua Barat yang telah membuat peraturan lokal tentang konservasi laut di wilayahnya, bahkan Arborek berhasil menjadi juara dalam Lomba Desa se-Papua Barat. Arborek memperoleh reputasi positif di otoritas lokal dan masyarakat internasional. Suatu hal luar biasa, mengingat desa ini hanya didiami 197 orang.
Arborek begitu menarik, baik bawah laut maupun daratannya. Sangat mudah menemukan keindahan bawah laut di sini. Kita tinggal pergi ke dermaga dan akan menemukan koloni koral berkilauan memantulkan sinar matahari yang menembus jernihnya air laut.
Masyarakat Arborek sangat ramah, juga cerdas memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia di sekitar mereka. Mereka membuat kerajinan cantik dari daun pandan laut seperti topi dan noken (tas tali). Tidak seperti kebanyakan wanita di desa-desa lain yang jmembantu suami mereka sebagai nelayan, hampir semua ibu di desa ini memproduksi kerajinan untuk mencari nafkah. Meskipun mereka yakin bahwa penangkapan lobster dan bekerja di mutiara agro-produksi jauh lebih menguntungkan, namun mereka merasa bahwa membuat kerajinan lebih terhormat dan lebih anggun untuk wanita.
Dengan segala upaya yang telah dilakukan masyarakatnya untuk memperkenalkan Arborek pada dunia, kini mereka tengah menanti pengunjung dari seluruh dunia.
Bagaimana cara ke sana?
Desa Wisata Arborek terletak di Meos Mansar, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Untuk mencapai lokasi ini, lebih mudah untuk memulai perjalanan dari Sorong.
Ada beberapa penerbangan yang dapat diambil dari Jakarta, Bali atau Makassar ke Sorong; misalnya, Merpati Air, Express Air, dan Lion Air. Untuk transportasi laut, ada kapal Dorolonda, Labobar, Gunung Dempo, Sinabung, dan Tatamailau di Pelabuhan Sorong.
Dari Sorong, kamu bisa naik perahu motor dari Pelabuhan Perikanan Sorong ke Waisai, ibukota Kabupaten Raja Ampat. Ada perahu setiap hari, berangkat pada 02.00 WIT, dari Sorong ke Waisai dan bahkan saat beruntung kamu bisa menemukan 2 kapal sehari. Kemudian dari Waisai, kamu bisa melanjutkan perjalanan kurang dari dua jam dengan menggunakan kapal sewaan
dapat dipesan melalui homestay.
Dimana bisa tinggal?
Kamu akan tinggal di homestay, di rumah salah satu warga.
Ada 6 pilihan homestay yang tersedia. Semua dimiliki dan dikelola oleh penduduk setempat.
1. Manta Homestay
2. Mawar Homestay
3. Arborek Homestay
4. Mambarayup Homestay
5. Indip Homestay
6. Lalosi Homestay
Homestay - homestay ini memiliki fasilitas kamar mandi, ruang makan dan genset di malam hari untuk men-charge perangkat elektronikmu. Informasi lebih lanjut dapat ditemukan di sini.
Ada fasilitas makan 3 kali sehari, dan juga bonus sayuran segar dan buah-buahan. Percayalah, rasa buah dan sayur di sini benar-benar natural, mereka menanamnya tanpa bahan kimia apapun. Oh, jangan berharap ada restoran mewah dengan bos dan koki asing di sini, semua murni masih dikelola warga lokal.
Jika butuh sesuatu, ada 3 toko sederhana yang menjual berbagai macam barang kebutuhan sehari-hari. Jika membutuhkan barang-barang lebih lengkap, kamu bisa pergi ke Sorong atau Waisai.
Apa yang bisa dilakukan di sini?
Diving menjadi alasan utama mengapa pengunjung datang ke Raja Ampat. Kamu akan mendapat pengalaman dan pemandangan berbeda tiap kali menyelam. Hal ini karena Raja Ampat sangat kaya dengan spesies bawah laut.
Ketika mengunjungi Desa Arborek, ingatlah untuk snorkeling atau menyelam untuk melihat pari manta. Di laut yang tenang kamu bahkan dapat melihat ujung sayap dari manta muncul di atas permukaan laut yang luar biasa jernih.
Kamu bisa menghubungi toko menyelam lokal bernama "Arborek Dive Shop" yang dikelola oleh warga lokal. Selain itu kamu juga dapat mengatur perjalananmu menuju Pianemo, Kepulauan Fam, Sawingrai (bird of paradise) di sini.
Mereka dapat dihubungi di email [email protected] atau kunjungi website resmi Arborek.
Tur keliling desa!
Desa wisata ini sebenarnya tidak terlalu luas, hanya sekitar 10 kali lapangan sepakbola sehingga tidak akan mengambil banyak waktu dan energi untuk melakukan perjalanan di sekitar desa. Ada sekitar 40 keluarga yang tinggal di desa. Dengan jalan-jalan keliling desa bisa jadi sarana untuk mengakrabkan diri dengan mereka. Percayalah anak-anak di sini sangat hangat, mereka akan menyapamu terlebih dulu.
Untuk snorkeling tidak perlu melakukan perjalanan jauh karena kamu dapat menemukan dunia bawah laut yang menarik bahkan 'hanya' di dermaga Arborek. Jika ingin menyelam, membutuhkan waktu sekitar 15 -20 menit dengan perahu bermotor ke tempat menyelam.
Berinteraksi dengan warga lokal
Saat laut surut, itu waktu terbaikmu untuk berinteraksi dengan warga lokal utamanya istri-istri nelayan, itu adalah saat-saat mereka bameti. Bameti adalah cara warga lokal menyebut perburuan ketimun laut dan menyisir pantai untuk menemukan hewan laut yang dapat dimakan.
Ada banyak program konservasi laut yang terdapat di desa. Organisasi non-pemerintah internasional membantu penduduk setempat untuk meningkatkan ekonomi Desa Arborek. Menyaksikan mereka menghasilkan kerajinan -seperti membuat salinan sederhana topi koboi atau sombrero Meksiko, juga menenun noken tradisional yang rumit- bisa jadi kesenangan tersendiri.
Apa yang bisa kita beli untuk oleh-oleh?
Tas noken hasil kerajinan wanita-wanita Arborek bisa jadi pilihan utama.Di Arborek hanya wanita yang diperbolehkan membuatnya, pria dilarang membuat tas noken karena melambangkan rahim wanita. Dalam perspektif lokal, noken adalah simbol kehidupan yang baik, perdamaian, dan kesuburan.
Noken memiliki nama yang berbeda di tiap tempat. Di Papua Barat, orang menyebutnya noken. Suku Dani di Lembah Baliem menyebutnya Su. Orang-orang Biak menyebutnya Inokson, Suku Moor menyebutnya Aramuto, Suku Marind di Merauke menyebutnya Mahyan. Di Paniai, di mana noken terbuat dari kulit kayu anggrek khusus, orang menyebutnya Agiya.
Selain noken, Saly juga merupakan suvenir yang layak untuk dijadikan buah tangan dari Arborek. Ini adalah rok yang terbuat dari serat kayu kulit kayu atau juga serat pohon pisang.