Pelaku Wisata Gunung Ijen Belajar 3 Bahasa Asing Untuk Mudahkan Turis Asing
Salah satu hal yang seringkali menjadi hambatan dalam menjelajahi suatu destinasi adalah soal bahasa. Misalnya kita berwisata ke luar negeri, tidak semua orang di perjalanan mampu memahami bahasa inggris. Pun demikian dengan yang terjadi di Indonesia. Banyaknya turis asing yang berkunjung ke tanah air setiap tahunnya, namun kendala bahasa masih banyak terjadi di banyak destinasi wisata unggulan di Indonesia, salah satunya di kawasan wisata Gunung Ijen, Jawa Timur.
Untuk itu, Unit Pelayanan Bahasa Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Nusa Dua Bali atas dukungan Kementerian Pariwisata memberikan pelatihan kemampuan 3 bahasa asing kepada para pelaku wisata di Kawasan Gunung Ijen. Bahasa-bahasa yang diajarkan tersebut antara lain Bahasa Inggris, Jerman dan Perancis.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat STP Nusa Dua Bali, Dr I Ketut Surata di Banyuwangi, Kamis (26/5/2016), menjelaskan pelatihan itu diikuti oleh 100 peserta yang dilaksanakan di sebuah resto di Desa Tamansari, Kecamatan Licin.
Mereka terdiri dari beragam profesi, mulai pemandu lokal, penambang, pengelola homestay atau villa, pelayan rumah makan, pedagang dan supir travel.
Ketut Surata mengatakan pariwisata tidak lepas dari pelayanan yang memuaskan. Salah satunya adalah kemampuan berbahasa asing dan etika berkomunikasi dari para pemandu dan pelaku wisata lainnya.
"Kemampuan berbahasa asing ini penting, apalagi di kawasan Ijen yang banyak dikunjungi wisatawan asing. Lewat pelatihan ini akan kami perkuat percakapan dan cara menyapa, langsung dalam tiga bahasa, yakni Inggris, Jerman dan Perancis. Ini mengingat wisman yang datang ke Ijen didominasi dari benua Eropa," ujarnya.
Menurut Surata, pelatihan berlangsung selama dua hari, Rabu (25/5/2016) hingga Kamis (26/5/2016). Sebanyak 19 ahli bahasa dari Unit Pelayanan Bahasa STP Nusa Dua Bali akan langsung mengajarkan percakapan dan etika berkomunikasi kepada wisatawan.
Para pelaku wisata tersebut akan diajarkan 3 bahasa asing sekaligus. Saat ini, mereka sudah mampu berkomunikasi dengan bahasa-bahasa tersebut, namun masih sangat terbatas. Selain soal bahasa, lanjut Surata, mereka juga diedukasi mengenai etika berkomunikasi dengan turis asing.
"Saat berkomunikasi pertama kali dengan wisman, kita tidak boleh melakukan beberapa hal. Seperti menyentuh bagian tubuh mereka dan menanyakan jumlah anak. Justru, kita dibolehkan menggunakan tangan kiri saat melayani mereka, meskipun dalam budaya kita itu kurang baik," ujar Ni Kadek Juli Rastitiati, dosen Bahasa Inggris dari Unit Pelayanan Bahasa STP Nusa Dua Bali.
Sementara Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, MY Bramuda mengatakan kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari perjanjian kerja sama antara Pemkab Banyuwangi dengan STP Nusa Dua Bali sebagai upaya meningkatkan SDM pelaku pariwisata. Pelatihan ini juga diikuti pemandu wisata yang sifatnya temporer.
Setelah ada pelatihan semacam ini, diharapkan makin banyak masyarakat di sekitar kawasan wisata Gunung Ijen yang bisa menjadi guide professional, dimana mereka bisa berpromosi wisata kepada turis asing dan setidaknya bisa berkomunikasi lebih baik dengan turis asing.
Baca juga:
- Tour de Ijen 2016 Berhasil Dongkrak Kunjungan Wisatawan ke Banyuwangi
- Potret Hedonisme Pendakian Kawah Ijen
- Banyak Turis Ingin Unggah Foto di Sosmed, Warung di Gunung Ijen Jual Wifi
- Berlibur ke Kawah Ijen? Jangan Lupa Mampir ke Trio Air Terjun Belerang!
- Meski Anggota Tubuh Tak Lengkap, Dzuel Sukses Capai Puncak Gunung Ijen