5 Candi Peninggalan Kerajaan Singosari di Malang yang Bisa Kamu Kunjungi
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak sekali budaya dan sejarah. Pernahkah kalian mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang ada di Indonesia? Tempat wisata bersejarah seperti apa yang kalian pilih untuk dikunjungi?
Selain tempat wisata alam yang memukau, Malang pun memiliki beberapa situs sejarah peninggalan kerajaan Singosari. Ada beberapa tempat sejarah di Malang yang wajib dikunjungi bagi para pencinta sejarah.
1. Candi Jago
Candi Jago terletak di Dusun Jago, Desa Tumpang, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Sekitar 22 km dari pusat kota Malang ke arah timur. Candi ini berada di tengah pemukiman penduduk, 200 M dari jalan raya Tumpang ke arah timur.
Nama Candi Jago ini adalah ‘Jajaghu’ yang tertulis di dalam dua kitab kuno, yaitu kitab Pararaton dan kitab sastra kuno Nagarakertagama. Nama Jajaghu adalah sebutan dari suatu nama tempat suci yang berarti “Keagungan”.
Candi ini dibangun untuk mendarmakan Raja Wisnuwardhana yang merupakan raja Singosari yang ke-4. Pada tahun 1268 masehi. Jadi dapat disimpulkan bahwa Candi Jago merupakan candi peninggalan kerajaan Singosari.
Candi Jago memiliki susunan bentuk yang unik dibandingkan dengan candi-candi yang lainnya. Kaki candi terdiri dari tiga tingkatan. Tingkatan pertama terdapat delapan anak tangga. Tingkatan kedua terdapat empat belas anak tangga dan tingkatan ketiga ada tujuh anak tangga. Berudak-undak mirip dangan susunan bangunan “Punden berundak” pada jaman “Megalitikum”. Candi yang terbuat dari susunan batu andesit ini, sekarang memiliki tinggi sekitar 10,5 meter, karena sudah banyak bagian dari atas candi yang mulai hilang dan runtuh.
Bangunan bersejarah seperti ini layak untuk kita kunjungi dan kita rawat. Karena bangunan ini merupakan sebuah warisan budaya yang kita miliki. Tapi yang terjadi adalah banyak sekali arca yang hilang seperti arca Bhairawa yang dicuri pada tahun 2001.
2. Candi Kidal
Selanjutnya kita bisa beranjak ke candi Kidal. Masih berada di kecamatan Tumpang. Candi Kidal terletak di desa Kidalrejo. Nama Kidal sendiri disebut-sebut dalam kitab Pararaton sebagai pendarmaan Raja Anusapati.
Menurut kamus Jawa kuno, nama “Kidal” mempunyai sebuah arti “Kiri” dan istilah keduanya berarti “Selatan” dari kata “Kidul”. Namun, hal tersebut dapat dibuktikan bahwa letak candi tersebut berada di sebelah selatan – kiri (tenggara) dari kerajaan Singosari yang terletak di sebelah Utara.
Candi yang selesai dibangun pada tahun 1260 mempunyai struktur bangunan berundak yang dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : Bagian kaki (Upapitha) disebut Bhurloka yang menggambarkan alam atau dunia manusia. Bagian badan (Vimana) disebut Bwahloka yang menggambarkan alam antara atau langit. Bagian puncak (Cikhara) disebut Swahloka yang merupakan gambaran alam sorgawi atau kahyangan para dewa.
Baca juga:
- Kafe Romantis di Malang dengan Harga Menu Mulai dari Rp 10 Ribu-an
- Wisata Baru di Malang yang Lagi Hits di Instagram
3. Candi Songgoriti
Tak banyak orang tahu mengenai candi ini. Pasalnya para pengunjung lebih tertarik mengunjungi taman Songgoriti dan pemandian air panasnya. Sebuah tempat wisata yang sangat menarik perhatian. Terlebih lagi tempatnya yang berada di dataran tinggi membuat udara sejuk menyergap, masuk ke sela-sela pori-pori kulit.
Padahal candi ini terletak di area tempat wisata pemandian air panas. Nama candi ini adalah Candi Supo yang dibangun oleh Mpu Supo atas perintah Raja Sindok sebagai tempat peristirahatan keluarga raja di pegunungan yang dekat dengan mata air. Lokasi tersebut berada di lereng Gunung Arjuna bagian selatan dan lereng gunung Kawi bagian utara. Secara administratif terletak di Desa Songgokerto, Kota Batu, kurang lebih sekitar 3 km dari alun-alun Kota Batu.
Konon, mata air di dekat candi tersebut awalnya hanyalah sebuah mata air pengunungan yang dingin dan sejuk, karena sering digunakan untuk mencuci benda-benda pusaka yang memiliki kekuatan supranatural yang dahsyat, sehingga mata air tersebut berubah menjadi panas hingga sampai sekarang.
Candi ini merupakan sebuah tempat pertemuan Ken Arok dengan Ken Dedes, dan kemudian Ken Arok jatuh cinta kepada Ken Dedes. Namun, Ken Dedes saat itu masih menjadi istri Tunggul Ametung, seorang Raja kerajaan Singosari. Kemudian munculah sebuah kisah tragedi berdarah atas meninggalnya sang Raja yang tertusuk keris Mpu Gandring.
Kondisi candi sekarang sudah tidak utuh lagi, hanya tersisa bagian kaki dan badan candi. Bagian atapnya sudah runtuh termakan usia. Untuk masuk ke lokasi candi, pengunjung tidak dipungut biaya.
Baca juga:
- 7 Mitos di Gunung Mujur, Malang
- 11 Resto Berarsitektur Unik di Malang yang Sayang Jika Kamu Lewatkan
4. Candi Singosari
Candi Singosari merupakan sebuah candi peninggalan kerajaan Singosari. Candi ini terletak di Desa Candirejo kecamatan Singosari kabupaten Malang. Candi yang memiliki tinggi sekitar 15 meter ini, merupakan sebuah tempat pendarmaan Raja Singasari yang terakhir, Raja Kertanegara. Pada tahun 1292 istana diserang oleh tentara Gelang-gelang yang dipimpin oleh Jayakatwang.
Sebuah bangunan bersejarah ini menyimpan banyak sekali cerita rakyat di dalamnya. Cerita tentang kejayaan kerajaan Singosari kala itu. Perpaduan agama Hindu – Buddha menjadi tonggak pembangunan candi ini. Hindu – Budha merupakan agama yang dianut pada masa Kerajaan Singosari.
Baca juga:
5. Candi Sumberawan
Tak jauh dari lokasi candi Singosari, terdapat sebuah candi yang diduga peninggalan kerajaan Singosari. Kurang lebih sejauh 6 km atau sekitar lima sampai sepuluh menit berkendara. Dengan rute jalan yang sempit dan berkelok-kelok, sebuah candi berbentuk stupa ini berada. Secara administratif candi Sumberawan ini terletak di desa Toyomarto, kecamatan Singosari.
Dengan tinggi sekitar 5,23 meter, candi ini berada pada ketinggian 650 mdpl di bukit Gunung Arjuna dan berbahan dasar batu adesit. Pemandangan di sekitar candi ini terlihat sangat indah karena terdapat sebuah telaga berair jernih. Selain itu pengunjung yang akan disuguhkan oleh rindangnya hutan pinus yang tumbuh tinggi dan subur di sekitarnya.
Menurut cerita dari sang juru kunci, candi Sumberawan merupakan sebuah tempat persinggahan Raja Hayam Wuruk ketika berburu atau ketika mengunjungi Singosari. Selain sebuah telaga, di sekitar candi tersebut juga terdapat sebuah mata air suci. Konon, barang siapa yang mempergunakan air tersebut untuk mencuci muka, dipercayai dapat membuat awet muda.
Kelima candi tersebut terlihat sangat sepi pengunjung karena kebanyakan orang lebih tertarik untuk berkunjung ke tempat wisata alam, atau wahana permainan modern yang ada di Malang. Namun, jika bukan kita para penerus bangsa, siapa lagi yang akan mengunjungi tempat-tempat bersejarah seperti ini?