Destinasi yang Nggak Boleh Dilewatkan di Nusa Penida, Bali
Nusa Penida merupakan sebuah pulau yang terletak di bagian tenggara Pulau Bali. Julukannya, the Golden Egg of Bali, benar-benar membuat saya penasaran akan keindahan pulau ini. Hal tersebutlah yang akhirnya menjadi kandidat destinasi terkuat yang patut dikunjungi sebagai opsi menghabiskan weekend ketika di Pulau Bali, atau saya menyebutnya 'escape trip', kabur dari rutinitas sehari-hari.
Ada dua pelabuhan yang dapat menjadi sarana untuk kita dari Pulau Bali menuju pulau Nusa Penida, yaitu Padang Bai dan Tribuana. Berbekal pengetahuan yang didapat dari internet, saya bersama teman-teman pun menuju pelabuhan Padang Bai untuk mengejar kapal feri dan bermaksud membawa motor ke Pulau Nusa Penida. Namun ternyata jadwal kapal feri di sana ternyata tak tentu dan hanya ada satu kali penyeberangan. Kapal tersebut pergi tepat ketika kami sampai di pelabuhan. Setelah bertanya-tanya kepada petugas di pelabuhan, kami disarankan untuk langsung ke pelabuhan Tribuana yang berjarak 15 menit dari pelabuhan Padang Bai. Kami pun langsung menuju Tribuana dan membeli tiket speedboat Gangga Express, akses terakhir ke pulau Nusa Penida hari ini tepat pukul 3 sore.
Setelah terombang-ambing di laut selama 45 menit akhirnya kami sampai di pelabuhan Sampalan, Nusa Penida. Ketika turun dari Gangga Express, kami harus menggulung celana dan menjinjing sepatu karena penumpang diturunkan agak jauh dari pantai menggunakan sebuah tangga portabel yang dipindah serta ditopang oleh kekuatan para bapak petugas pelabuhan tersebut.
Sesampainya di sana, kami langsung ditawari oleh pemuda setempat untuk menyewa motor mereka karena ternyata jarak dari satu tempat ke tempat lain cukup jauh. Setelah sepakat, kami pun berangkat menuju pom bensin. Satu-satunya pom bensin di pulai ini dan bensin hanya masuk tiga hari satu kali, maka dari itu celakalah kalau bensin tidak terisi penuh karena jarak dari satu destinasi ke destinasi lainnya cukup jauh. Selain itu jalanan yang masih berbatu menambah waktu tempuh perjalanan.
Crystal Bay
Menuju destinasi pertama kami, Crystal Bay, sebuah pantai yang dinamai oleh para turis bukan oleh warga setempat. Dinamai demikian karena jika dilihat dari jauh pasir pantai tersebut terlihat berkilau ketika tersapu air laut.
Karena sudah terlalu sore, kami pun mendirikan tenda di pantai ini kemudian menikmati matahari tenggelam sambil bercengkrama dengan warga setempat. Keesokannya kami mengejar pemandangan matahari terbit yang menurut warga setempat sangat indah. Cukup dengan mendaki serta menuruni sebuah bukit di Crystal Bay selama kurang lebih setengah jam, kami sampai di sebuah pantai yang hanya berisikan kawanan monyet liar.
Dari pantai tersebut, setelah puas menikmati pantai tersebut kami kembali ke Crystal Bay apalagi jika bukan untuk melakukan 'hal yang harus dilakukan' di Crystal Bay; free diving!
Pasih Uwug dan Angel’s Billabong
Perbincangan dengan warga setempat akhirnya mengantar kami ke destinasi selanjutnya, yaitu Pasih Uwug yang katanya kalau air sedang surut kami bisa bermain di sebuah ceruk yang dinamakan Angel’s Billabong.
Berjarak kurang lebih 45menit dengan menggunakan motor, kami akhirnya sampai di sebuah tebing di tepi laut. Tempat ini populer dengan nama Pasih Uwug. Pemandangannya luar biasa indah! Tak kami sia-siakan, segera kami arahkan kamera untuk mengabadikan panorama ini.
Setelah berkeliling cukup lama kami pun menemukan Angel’s Billabong karena air laut sedang surut. Untuk turun dan bermain air di ceruk tersebut kami harus menuruni bebatuan dengan hati-hati. Kedalaman yang berbeda-beda serta tumbuh-tumbuhan yang ada di dasarnya menyuguhkan kami sebuah visual indah dengan gradasi warna dari biru ke hijau. Sungguh pemandangan yang sangat memanjakan mata.
Sayangnya jadwal kapal kembali ke Bali sudah hampir habis sehingga kami tidak memiliki cukup banyak waktu untuk menjelajahi pulau ini. Pulau Nusa Penida sungguh membuat saya terkagum-kagum. Saya pikir seluruh foto yang saya ambil di pulau ini pun tidak cukup untuk mewakilkan keindahannya.