A PHP Error was encountered

Severity: 8192

Message: Function create_function() is deprecated

Filename: controllers/Post.php

Line Number: 84

Backtrace:

File: /var/www/phinemo.com/html/apps/application/controllers/Post.php
Line: 84
Function: _error_handler

File: /var/www/phinemo.com/html/apps/application/controllers/Post.php
Line: 22
Function: autop

File: /var/www/phinemo.com/html/apps/index.php
Line: 315
Function: require_once

ADVENTURE


Jalur Pendakian Kuno di Gunung Penanggungan Jawa Timur Ditemukan

Shabara Wicaksono — 1 April 2016

 

gunung penanggungan jawa timur Sumber: okezone

Tim Ekspedisi Ubaya menemukan jalur pendakian kuno di Gunung Penanggungan Jawa Timur (31/3). Jalur berbentuk zig-zag itu, ‎ditengarai merupakan jalur lama yang digunakan sebagai akses masyarakat kuno untuk melintasi Gunung Penanggungan.

Hal itu diketahui saat tim ekspedisi memberikan paparan dihadapan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan di Kampus 3 Ubaya Training Center (UTC), Desa Tamiajeng, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Kamis (31/3).

"Dari rekaman kamera drone yang diambil 4 November 2015, tampak dua jalur pendakian kuno, berupa jalan makadam yang dibuat dari tumpukan batu. Jalan tersebut berbentuk melingkar dan zig zag," ujar Kusworo Rahadyan Ketua Tim Ekspedisi Ubaya dikutip dari okezone.

Tidak hanya mengambil gambar menggunakan kamera drone, tim ekspedisi juga melakukan penyusuran jalur. Hal itu dilakukan untuk membuktikan kebenaran jalur pendakian kuno tersebut.

Jalur pendakian kuno ini sebenarnya sudah lama diperkirakan lokasinya. Namun baru kali ini terlihat jelas, setelah lahan terbuka karena terbakar beberapa waktu lalu.

Kusworo menambahkan, jalur pendakian kuno itu berbeda dari jalur pendakian yang selama ini digunakan para pendaki. Jalur yang digunakan pendaki cenderung lurus menanjak dan tidak melingkar maupun zig zag.

"Bahkan, jalur yang selama ini digunakan pendaki itu memotong jalur pendakian kuno," paparnya.

Sementara itu, Kepala BPCB Trowulan Andi Muhammad Said mengapresiasi temuan Tim Ekspedisi Ubaya tersebut. Pihaknya juga akan menindaklanjuti temua itu.

"Ini bentuk peran aktif masyarakat. Memang seharusnya begitu, dikoordinasikan dengan kami nanti, kami tindak lanjuti langkah pelestariannya," paparnya.

Said mengatakan, temuan berupa jalur pendakian kuno itu merupakan bagian dari kearifan lokal orang zaman dulu.

Jalur pendakian kuno itu dianalisa menunjukkan cara masyarakat zaman dulu mensiasati agar tidak capai dalam menghadapi medan berat.

Tim Ekspedisi Ubaya yang melakukan ekspedisi sejak 2012 dan hingga awal 2016 sudah menemukan 134 situs baru yang sebelumnya terpendam, di antaranya goa, candi, prasasti, arca, dan yang terbaru adalah jalur pendakian kuno.

 

Baca juga:

Bagikan artikel ini :