Gunung Sewu Ditetapkan Jadi Geopark Dunia, 3 Kabupaten Bersiap Jadi Destinasi Internasional
Kawasan karst Gunung Sewu yang mencakup wilayah Gunungkidul, Wonogiri dan Pacitan ditetapkan masuk dalam Global Geopark Network (GGN) saat sidang UNESCO di Jepang, Sabtu (19/9).
Dengan pengakuan ini, maka karts Gunung Sewu merupakan bentang alam kedua di Indonesia yang masuk ke jaringan Geopark International setelah sebelumnya kawasan Gunung Batur, Bali, terlebih dahulu ditetapkan sebagai bentang alam warisan dunia yang dibina UNESCO.
Baca juga, Fakta-fakta tentang Borneo yang tak pernah orang tahu
Sekretaris Daerah Gunungkidul, Budi Martono menulis ucapan syukur di akun Facebooknya atas perjuangan yang selama ini dilakukan sehingga Gunung Sewu akhirnya bisa masuk ke Global Geopark Network (GGN) milik UNESCO setelah sebelumnya gagal saat diajukan oleh Pacitan pada 2009 lalu.
Geopark Pacitan ditolak karena cakupannya dianggap terlalu sempit, sehingga munculah rekomendasi agar kawasan geopark yang diusulkan diperluas hingga kawasan karst di Wonogiri (Jateng) dan Gunungkidul (DIY). Dari situ munculah nama Geopark Gunung Sewu.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Pacitan, Wasi Prayitno mengungkapkan, Jika Gunungkidul menyandang status sebagai pintu gerbang sementara Wonogiri menjadi museum karst Gunungsewu Global Geopark Indonesia, Wasi menyebut kawasan karst Pacitan menjadi etalasenya. Masing-masing daerah memiliki peran dan fungsi berbeda.
Gunungsewu Global Geopark Indonesia memiliki sedikitnya 33 geoarea, yang masing-masing tersebar di dalam 33 geosite. Rinciannya, 13 geosite berada di Kabupaten Gunungkidul (DIY), tujuh geosite di Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah), dan 13 geosite di Pacitan ( Jawa Timur ).
Baca juga, sensasi luar biasa camping di Pantai Srau, Pacitan
Rencana akan dilakukan koordinasi tiga kabupaten, yakni Gunungkidul, Wonogiri dan Pacitan yang bertujuan untuk membahas kelanjutan pengelolaan geopark pada Senin (28/9) di Yogyakarta. Beberapa persoalan yang akan dibahas antara lain manajemen pengelolaan yang dirasa masih terlalu gemuk, sosialiasi ke sekolah di kawasan geopark dan kurangnya komitmen dari tiga pemerintahan yang tergabung dalam kawasan karts Gunungsewu.