A PHP Error was encountered

Severity: 8192

Message: Function create_function() is deprecated

Filename: controllers/Post.php

Line Number: 84

Backtrace:

File: /var/www/phinemo.com/html/apps/application/controllers/Post.php
Line: 84
Function: _error_handler

File: /var/www/phinemo.com/html/apps/application/controllers/Post.php
Line: 22
Function: autop

File: /var/www/phinemo.com/html/apps/index.php
Line: 315
Function: require_once

NEWS


Ikan Purba Coelacanth Jadi Daya Tarik Baru Raja Ampat

Taufiqur Rohman — 25 March 2019

Populasi ikan purba Coelacanth menjadi daya tarik baru bagi wisatawan yang berkunjung ke Raja Ampat. Sebelumnya pada pertengahan hingga akhir tahun 2018, publik dunia maya sempat dihebohkan dengan penemuan seekor ikan aneh oleh seorang pemancing di Perairan Waigeo, Raja Ampat. Ikan tersebut ditemukan pada 2 Juli 2018, dan berhasil diidentifikasi pada 14 November 2018.

Saat ditemukan ikan tersebut memiliki warna paduan antara abu dan cokelat-kehitaman. Terdapat juga bintik putih yang tersebar merata di permukaan tubuh ikan mulai dari tutup insang hingga pangkal ekor. Panjang total tubuh ikan sekitar satu meter dengan tinggi 247,66 mm.

Loka Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (PSPL) Sorong yang bekerja sama dengan Politeknik Kelautan dan perikanan (Politenik KP) Sorong, serta UPT Kementerian Kelautan dan Perikanan Sorong melakukan identifikasi secara molekuler karena kondisi ikan yang sudah tidak lagi utuh. Sebagian tubuh ikan di-fillet dan sebagian lagi sudah dikonsumsi. Dari hasil identifikasi tersebut, sosok ikan aneh yang ditemukan ternyata adalah ikan purba populasi baru dari golongan Coelacanth di Sulawesi.


Ikan Purba Coelacanth (Instagram/@mmc_biology).

Selama ini hanya dikenal dua spesies ikan purba Coelacanth yang tersisa di dunia, yaitu Latimeria chalumnae (Afrika) dan Latimeria menadoensis (Sulawesi). Penemuan ikan purba di Raja Ampat membagi Coelacanth menjadi dua kelompok besar yaitu kelompok Afrika dan Indonesia. Kelompok Indonesia terbagi lagi dalam sub kelompok Sulawesi dan Raja Ampat. Sub kelompok Raja Ampat ini membentuk sub kelompok tersendiri dan terpisah cukup jauh dan signifikan dengan populasi sub kelompok Sulawesi.

Dahulu ikan purba ini hanya dapat diamati dalam bentuk fosil, dan dipercaya menjadi jembatan evolusi ikan menuju amfibi menurut teori Darwin. Hal ini didukung oleh adanya daging pada pangkal siripnya. Menurut para ahli, ikan coelacanth sudah ada sejak 400 juta tahun lalu dan tidak mengalami perubahan morfologi maupun fisiologi hingga sekarang.

Ikan purba Coelacanth dapat hidup antara 80-100 tahun di perairan laut dalam hingga kedalaman 700 meter. Namun terkadang juga dapat ditemui di kedalaman 90-200 meter. Jika anda ingin melihat ikan purba ini secara langsung anda dapat melakukan kegiatan diving di perairan Raja Ampat pada kisaran kedalaman tersbut. Mungkin agak sulit untuk menemukannya, namun jika anda berhasil melihatnya itu akan menjadi pengalaman luar biasa yang tidak bisa dirasakan semua orang.

Bagikan artikel ini :