Konsep Baru Jalan Malioboro Ini Akan Makin Membuat Wisatawan Betah
Setelah relokasi tempat parkir diberlakukan sejak 4 April 2016 lalu, Pemda DIY akan segera menata kawasan Malioboro. Salah satunya adalah penanaman pohon di sepanjang Jalan Malioboro.
Seperti yang dilansir dari oleh harianjogja.com, Arief Azazie Zein, Kepala Seksi Pembangunan Sarana dan Prasarana Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Energi Sumber Daya Mineral (DPUP ESDM) DIY, mengatakan akan ada tanaman-tanaman yang sifatnya filosofis yaitu : asem, gayam, kepel, dan sawi kecik.
Arief Azazie Zein, Kepala Seksi Pembangunan Sarana dan Prasarana Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Energi Sumber Daya Mineral (DPUP ESDM) DIY, mengatakan akan ada tanaman-tanaman yang sifatnya filosofis yaitu asem dan gayam. Kedua jenis tanaman ini dipilih karena merupakan tanaman vegetasi asli area Malioboro.
Lebih lanjut, Arief menjelaskan bahwa pohon-pohon tersebut akan ditanam dengan jarak per 100 meter. Sebagai pengisi di antara pohon asam dan gayam, akan ditanam pula tanaman kepel dan sawi kecik. Pohon-pohon tersebut ditanam sebagai bagian dari rencana mewujudkan kawasan Malioboro yang teduh.
“Karena pejalan kaki kita ini merupakan pejalan kaki daerah tropis, panas jadinya tidak nyaman,” jelas Arief.
Selain tanaman keras, di beberapa titik kawasan Malioboro yang terlalu panas juga akan dilengkapi dengan pergola. Ini difungsikan sebagai transisi untuk meneduhi para pejalan kaki hingga pohon-pohonnya besar.
Berbeda dengan kondisi sekarang, nantinya tiap pergola akan diseragamkan bentuk dan ketinggiannya. “Arahannya biar nanti seperti yang di depan Mall Malioboro,” jelas Arief.
Malioboro juga akan dilengkapi dengan tanaman-tanaman perdu yang juga membawa filosofi tersendiri. “Nanti dari utara hingga selatan itu perdunya makin berwarna, diawali dengan putih,” ujar Arief. Beberapa tanaman perdu tersebut adalah melati dan asoka.
Adapun tahapan penanaman tersebut akan dilakukan melalu beberapa tahap. Tahap pertama pengerjaan akan dimulai tahun 2016 dan direncanakan selesai tahun 2020.
Setelah sisi timur selesai, penanaman pohon di sisi barat Malioboro juga akan dilakukan dengan mempertimbangkan posisi pohon di sisi timur. Ini juga termasuk mempersiapkan infrastruktur jalan agar pohon bisa tumbuh maksimal.
Penataan ini juga termasuk merelokasi pedagang kaki lima (PKL) ke beberapa lokasi berbeda. Saat proyek tersebut sedang dalam tahap penyusunan anggaran yang sedianya bersumebr dari Danais yang mencapai Rp21 miliar. “ Sedang dihitung sampai mana dana itu bisa digunakan,” tambah Arief.
Adapun makna filosofis pohon-pohon tersebut adalah sebagai berikut :
- Tanaman Gayam melambangkan ‘ayom’ (teduh) atau ‘ayem’ (tentrem). Pohon Gayam ini juga dapat menjaga kebersihan dan beningnya air.
- Pohon Asem memiliki arti ‘sengsem’ (menyenangkan hati, senyum yang indah), sedangkan daun dari pohon Asem yang berjari enam, memiliki nama sinom ‘anom’ (berjiwa muda).
- Pohon Kepel, Makna dari ‘kepel’ adalah genggaman tangan manusia, yang memiliki arti ‘greget’ (niat) dalam bekerja.
- Tanaman Sawo Kecik memiliki makna ‘sarwa becik’ (selalu dalam kebaikan).
Baca juga:
- 7 Cara Jitu Agar Isi Kantong Tetap Aman Ketika Belanja di Malioboro
- Singa Taman Safari Indonesia Dibius Untuk Mudahkan Pengunjung Berfoto? Ini Jawaban Taman Safari Indonesia
- Pantai Siung, ‘Surga’nya Para Adrenalin Junkie di Jogja
- Pariwisata Jogja Harus Banyak Belajar dari Bali
- Destinasi Wisata Jogja yang Ramah Backpacker