Mumpung Ramadhan, 10 Masjid dengan Arsitektur Unik Ini Bisa Jadi Pilihan Wisata Religi
1. Masjid Kubah Emas Depok
Masjid Kubah Emas Depok atau memiliki nama resmi Masjid Dian Al-Mahri ini akan membuat takjub setiap orang yang melihatnya. Kubahnya dilapisi emas setebal 2-3 mm dan mozaik kristal.
Bangunan masjid ini terdiri dari 1 kubah utama dan 4 kubah kecil. Di dalam masjid, tergantung lampu kristal seberat 8 ton yang didatangkan langsung dari Italia. Selain kubahnya, relief di tempat imam, pagar di lantai dua, dan hiasan kaligrafinya juga dilapisi dengan emas. Masjid Kubah Emas terletak di Jl Meruyung Raya, Kecamatan Limo, Kota Depok.
2. Masjid Islamic Center Samarinda
Dengan luas bangunan utama mencapai 43.500 meter persegi, masjid ini disebut sebagai masjid terbesar kedua se-Asia Tenggara setelah Masjid Istiqlal. Bangunan Masjid Islamic Centre Samarinda ini memiliki 7 menara dengan menara utama memiliki tinggi 99 meter.
Dinding luar menara ini dikelilingi lafadz Asmaul Husna yang dilapisi batu granit, dengan teknik pembuatan water jet. Menara ini terilhami dari Masjid Nabawi Madinah dan kubahnya terilhami dari Masjid Haghia Sophia Istanbul.
Keindahan Masjid Islamic Centre Samarindah ini semakin lengkap dengan cantiknya panorama tepi Sungai Mahakam.
Masjid Islamic Centre Samarinda terletak di Kelurahan Teluk Lerong Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
Kamu harus tahu: 7 Wisata Yang Tercipta Karena Perusakan Alam
3. Masjid Terapung Makassar
Bangunannya dominan dibalut warna putih berpadu abu-abu. Terkesan hangat dan nyaman. Angin laut bebas keluar masuk didalam masjid, memberikan sensasi tersendiri yang tak dapat kita temukan di masjid lain. Ketenangan masjid berpadu dengan latar suara deburan ombak dan aroma laut.
Warga Makassar lazim menyebut masjid dengan asli Masjid Amirul Mukminin ini dengan sebutan 'Masjid Terapung" karena berada di timur laut Pantai Losari. Masjid ini juga berhadapan dengan rumah jabatan Wali Kota Makassar di Jl Penghibur, Makassar, Sulawesi Selatan.
4. Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang
Masjid Agung Jawa Tengah dirancang dalam gaya arsitektural campuran Jawa, Islam dan Romawi.
Bangunan utama masjid beratap limas khas bangunan Jawa namun dibagian ujungnya dilengkapi dengan kubah besar berdiameter 20 meter ditambah lagi dengan 4 menara masing masing setinggi 62 meter ditiap penjuru atapnya sebagai bentuk bangunan masjid universal Islam lengkap dengan satu menara terpisah dari bangunan masjid setinggi 99 meter.
5. Masjid Al-Irsyad Bandung
Bangunannya unik, megah, dan kokoh. Beberapa bulan setelah dibangun, masjid yang memiliki arsitektur memukau ini langsung menyabet penghargaan bergengsi tingkat dunia.
Desain masjid dirancang mirip Kakbah. Warna dasarnya abu-abu. Penataan batu bata pada keseluruhan dinding terlihat sangat mengagumkan. Batu bata disusun berbentuk lubang atau celah di antara bata solid. Pembangunan masjid ini diarsiteki oleh Ridwan Kamil. Dia menciptakan desain unik sebuah masjid yang memanfaatkan sinar matahari.
Masjid ini tidak memiliki tiang atau pilar di tengah untuk menopang atap, sehingga terasa begitu luas. Hanya empat sisi dinding yang menjadi pembatas sekaligus penopang atapnya.
6. Masjid Agung Tuban
Masjid yang dibangun pada tahun 1894 ini memiliki konsep bangunan yang unik mirip bangunan 1001 malam. Ornamen-ornamen masjid ini nampak unik dengan kubah besarnya yang berwarna biru dan kuning.
Bagian dalam masjid banyak menggunakan pola lengkungan untuk menghubungkan tiang penyangga sehingga menghasilkan pola ruang dengan kolom-kolom. Pintu dan mimbarnya terbuat dari kayu dengan ukiran arsitektur khas jawa klasik.
Masjid Agung Tuban terletak di Kelurahan Kutarejo, Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Kamu harus tahu ini: Realita di Balik Indahnya Foto Tempat-tempat Wisata di Indonesia
7. Masjid Agung An-Nur Pekanbaru
Masjid Agung An-Nur mendapat julukan sebagai 'Taj Mahal'-nya Riau.
Masjid Agung An-Nur Pekanbaru banyak mengadopsi gaya arsitektur Melayu, Turki, Arab, dan India.
Pada tahun 2000, Masjid Agung An-Nur direnovasi, dari luas awalnya yang semula hanya 4 ha, kini menjadi 12,6 ha.
Bangunan Masjid Agung An-Nur ini terdiri dari tiga lantai dan tiga buah tangga. Di bagian atas terdapat 13 buah pintu dan di bagian bawah ada 4 buah pintu.
8. Masjid Agung Kudus
Masjid ini adalah perpaduan antara budaya Islam dengan budaya Hindu. Masjid ini biasanya menjadi pusat keramaian pada festival dhandhangan yang diadakan warga Kudus untuk menyambut bulan Ramadan.
Masjid Menara Kudus disebut juga dengan Masjid Al Aqsa adalah masjid yang dibangun oleh Sunan Kudus pada tahun 1549 dengan menggunakan batu Baitul Maqdis dari Palestina sebagai batu pertama.
Bagian Menara Kudus memiliki ketinggian sekitar 18 meter. Di sekeliling bangunan dihias dengan piring-piring bergambar yang kesemuanya berjumlah 32 buah, 20 di antaranya berwarna biru serta berlukiskan masjid, manusia dengan unta dan pohon kurma. Sementara itu, 12 buah lainnya berwarna merah putih berlukiskan kembang. Di dalam menara terdapat tangga yang terbuat dari kayu jati yang mungkin dibuat pada tahun 1895 M.
9. Masjid Raya Sumatera Barat
Masjid Raya Sumatera Barat adalah masjid terbesar di Sumatera Barat, terletak menghadap Jalan Khatib Sulaiman, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang.
Masjid ini unik karena tidak memiliki kubah, melainkan beratap khas rumah Minangkabau. Masyarakat Sumatera Barat memang terkenal dengan pepatah Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah, yang artinya adat bersendikan kepada agama, dan agama bersendikan kitabullah (Al-Quran).
Pada tahun 2015 interior di dalam masjid baru dipasang. Bagian mihrabnya dibuat menyerupai bentuk batu Hajar Aswad dengan atapnya terdapat ukiran nama-nama Asmahul Husna yang berwarna emas dengan latar putih. Sementara karpet permadani yang digunakan untuk sajadah merupakan hadiah kiriman dari pemerintah Turki.
10. Masjid Tiban Turen Malang
Masjid megah ini terletak di Desa Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Warga lokal memberi nama masjid itu dengan nama Masjid Jin. Menurut warga lokal konon masjid itu ada secara tiba-tiba tanpa diketahui bagaimana kisah dibangunnya.
Namun, hal itu dibantah oleh pihak pengelola masjid. Masjid yang sebenarnya merupakan kompleks pondok pesantren ini dibangun oleh santri dan jamaah. Bantahan bahkan terpampang di depan meja penerima tamu dengan tulisan besar-besar, “Apabila ada orang yang mengatakan bahwa ini adalah pondok tiban (pondok muncul dengan sendirinya), dibangun oleh Jin dsb., itu tidak benar. Karena bangunan ini adalah Pondok Pesantren Salafiyah Bihaaru Bahri ‘Asali Fadlaailir Rahmah yang murni dibangun oleh para santri dan jamaah.”