Sebelum Mendaki Semeru, Cobalah Gunung Penanggungan Sebagai Permulaan
Dari beberapa gunung yang ada di Indonesia, Semeru adalah gunung yang menempati urutan pertama di pulau Jawa. Gunung dengan ketinggian 3.676 MDPL memang cukup sulit untuk didaki. Medan berat dan cuaca yang kadang tidak bisa di prediksi, tidak membuat para pendaki yang haus adrenalin mundur. Bahkan setiap tahunnya para pendaki harus bersabar karena antrian penunjung yang kadang membuat pendaftaran pendaki gunung Semeru ditutup sementara.
Pendaki yang ingin mencoba bercumbu dengan Semeru tak cukup sekadar dengan fisik dan mental yang kuat, namun juga pengetahuan-pengetahuan dasar pendakian yang mumpuni.
Banyak pendaki yang lebih memilih mendaki gunung-gunung lain terlebih dahulu yang lebih 'ringan' sebagai percobaan sebelum mendaki Semeru.
Dari beberapa gunung, mendaki Gunung Penanggungan adalah pilihan yang pas sebelum mendaki Semeru. Karena, selama ini Penanggungan juga sering di gadang-gadang sebagai miniatur Gunung Semeru.
Ini alasannya mengapa sebaiknya mencoba Gunung Penanggungan sebelum mendaki Semeru;
1. Bentuk puncak Gunung Penanggungan kerucut dan gersang
Gunung Penanggungan memiliki puncak berbentuk kerucut dan terlihat gersang dari kejauhan. Ini dikarenakan Gunung Penanggungan memiliki puncak yang gundul dan hanya di tumbuhi rumput liar sehingga berbeda dengan gunung pada umumnya. Untuk mencapai puncaknya kita harus bersusah payah agar tidak salah melangkah. Dengan kemiringan sekitar 60 derajat akan membuat pendaki seakan-akan sedang berada di perjalanan menuju Mahameru
2. Hamparan puncaknya terdapat pasir dan bebatuan yang luas
Seperti halnya puncak Gunung Semeru, puncak Gunung Penanggungan ini pun memiliki hamparan pasir dan bebatuan cadas yang luas. Kita dapat merasakan sendiri kokohnya gunung ini ketika sudah sampai di puncak. Gunung dengan ketingian 1.653 MDPL ini tidak terdapat sumber mata air, sehingga ketika kita memutuskan berkunjung kesana, kita harus menyiapkan perbekalan air yang cukup. Di puncak Penanggungan juga terdapat gua yang bisa dijadikan tempat berlindung pendaki ketika terjadi badai.
3. Memiliki berbagai medan menatang
Medan Gunung Penanggungan bermacam-macam mulai dari medan datar, landai, miring, berbukit serta memiliki medan berjurang. Medan landai terdapat pada kaki gunung sekitar 2 km. setelah itu ketika kita naik akan mencapai kemiringan sekitar 30 derajat. Bagian curam terdapat pada perut bumi yaitu 40 sampai 50 derajat. Sampai di dada gunung banyak jurang dengan kemiringan sekitar 60 derajat. Lalu pada leher hingga puncak kita akan menemui medan curam berbatu, licin dengan kemiringan sekitar 70 derajat.
4. Bisa di daki dalam sehari
Kalau memang tidak memiliki banyak waktu libur untuk melakukan pendakian, Penanggungan adalah pilihan terbaik. Gunung ini bisa di daki hanya dalam sehari pulang pergi. Kita hanya memerlukan waktu normal 4 jam untuk mendaki sampai puncak gunung.
Meski demikian, kita tidak bisa mengampangkannya karena kita sedang berurusan dengan alam. Jadi sekalipun pendaki memilih mendakinya dalam sehari, persiapan harus tetap di utamakan.
5. Terdapat berbagai candi dan peninggalan sejarah
Orang jawa kuno mempercayai bahwa Gunung Penanggungan merupakan gunung yang dianggap suci. Di sekujur lereng gunung juga terdapat beberapa candi, pertapaan maupun petirtaan. Dalam kurun waktu 2 tahun (2012-2014) telah di temukan 116 situs candi. Hal ini juga akan memberikan berbagai pengetahuan bagi pendaki sehingga pendakian pun akan terasa lebih menarik.
***
Terdapat 4 jalur pendakian Gunung Penanggungan
1. Betro, Desa Wonosunyo, Kecamatan Gempol
Jalur ini di mulai dari utara Gunung Penangungan yaitu Kabupaten Pasuruan
2. Petirtaan Jalatunda, Desa Seloliman, Kecamatan Trawas
Jalur ini bermula dari Petitraan Jalatunda, Desa Seloliman
Baca juga, 5 alasan mengapa harus coba wisata alam di PPLH Seloliman bersama keluarga di akhir pekan
3. LMDH Tamiajeng, Desa Tamiajeng, Kecamatan Trawas
Jalur pendakian ini merupakan jalur yang paling ramai. Dan jalur ini terdapat 4 pos pendakian di bawah puncak bayangan.
4. Kecamatan Ngoro
Permulaan jalur pendakian ini adalah dari Desa Kunjoro Wesi atau Desa Jedong, Kecamatan Ngoro