Mengenal Lebih Dekat KIM, Permainan Adat Minang yang Mengundang Kontroversi
Haw, haw, haw, tarompa kabau
Kudakak roda padati
Pek ampek[1] kelok Maninjau
Disitu tuan maisi
Tatagak tonggak gantuangan
Sabaleh[2] bilangan tagan
Si Nona jo si Noni
Basamo samo manari.
Malam itu, dengan jantung yang dag dig dug dan kaki sedikit gemetar, saya terus berujar dalam hati, “duo sambilan, duo sambilan” (dua sembilan) ketika saya mengikuti permainan KIM ( Kesenian Irama Minang ) yang diadakan oleh sebuah perusahaan swasta dalam rangka untuk memeriahkan acara pameran motor di kampung saya. Ternyata dewi keberuntungan sedang berpihak kepada saya, angka duo sambilan langsung disebut oleh pendendang yang memandu permainan ini. Menanglah saya!
'Sabar ya Bang, memang sudah kodrat nya yang tua mengalah ke yang lebih kecil,' ledek saya pada abang saya. Sambil tersenyum Abang saya mencoba menimpuk kepala saya dengan pena yang sedang di pegangnya karena merasa sedikit kecewa.
Aturan Permainan KIM
Untuk aturan lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini:
Setiap peserta yang mengikuti permainan ini akan diberi kupon kertas yang berbeda-beda warna seperti merah muda, kuning, hijau, biru dan putih yang telah disediakan oleh pihak penyelenggara. Yang mana kertas tersebut berisi angka yang di acak dari 1-90. Setiap peserta akan mendapat nomor yang berbeda dengan peserta lainnya. Dan pada saat permainan sedang berlangsung pendendang akan mendendangkan lagu sambil menyebutkan nomor yang di ambil dari sebuah kotak berbentuk toples secara acak.
Setiap peserta harus jeli mendengar angka yang disebut oleh pendendang. Apabila di dalam kertas terdapat angka yang disebut pendendang, maka angka tersebut diberi tanda disilang seperti gambar diatas. Selanjutnya jika semua angka yang ada di dalam kupon kertas sudah disilang seperti gambar yang dilingkar merah diatas, maka peserta tersebut harus langsung bersorak kepada pendendang atau panitia agar pendendang bisa berhenti bernyanyi untuk sementara karena, jika pendendang terus menyanyi dan menyebutkan kembali angka yang baru, peserta yang menang tersebut akan dinyatakan gugur. Karena itulah saya langsung bersorak ke panitia ketika kertas saya penuh berisi, takut kalau nantinya kemenangan saya dinyatakan gugur.
Setelah saya menerima hadiah berupa satu bingkisan yang saya belum tahu apa isinya.
'Apakah kita lanjut?' ujar pendendang.
'Iya! Lanjut teruus!' sahut semua orang yang mengikuti permainan KIM malam itu.
Perlahan alunan musik dari speaker yang berjejer disisi samping kiri dan kanan panggung mulai mengaung yang lumayan menyesakkan jantung saya, karena dentuman bass nya yang dibawakan oleh pemain organ tunggal.
Begitulah terus permainan KIM ini sampai kertas yang disediakan panitia sudah selesai di isi.
Sedangkan untuk lagu yang dibawakan dalam permainan KIM ini seperti contoh yang telah saya tuliskan diatas, yang mana setiap angkanya mempunyai pantun sendiri-sendiri. Tidak hanya pantun, dalam lagu yang dibawakan pendendang bisa berupa pepatah, petitih, bahkan gurindam. Maka oleh karena itu setiap pemain harus fokus mendengar lagu yang dibawakan oleh pendendang tersebut.
Kontroversi KIM
KIM berasal dari daerah Pariaman yang mana daerah ini terdapat di sepanjang pesisir pantai Sumatra Barat. kemudian permainan ini berkembang sampai ke daerah darat seperti di kampung saya. Bagi saya permainan ini sangat atraktif, lucu, dan menghibur.
Di Pariaman sendiri setiap ada acara pernikahan, pemilik hajatan selalu mengadakan permainan ini. Namun, kabar yang beredar permainan tradisional ini dibeberapa daerah mulai disalahgunakan dan dilarang diadakan, karena katanya permainan ini merupakan bagian dari judi. Pada dasarnya permainan ini menurut saya tidaklah termasuk ke jenis judi, karena memang semata-mata hiburan oleh yang punya hajatan.
Dalam acara KIM yang saya ikuti itu, panitia sudah menyediakan beberapa hadiah berupa bingkisan yang akan diserahkan kepada setiap pemenang. Dan hadiah utamanya adalah membawa pulang satu unit motor tanpa DP, atau bisa ditukar dengan uang senilai 1juta rupiah.
Dilihat dari teknis permainannya pun bagi yang berkeinginan ikut bermain tidak dipungut biaya sepersen pun. Jadi dimana letak judinya? Semua kembali pada pemahaman masing-masing dan pelakasanaan teknisnya.