Pelajaran Berharga dari Seekor Anjing Liar di Kaki Gunung Prau
Ketika beristirahat ditengah pendakian Gunung Prau, aku dan teman-temanku berpapasan dengan seekor anjing liar. Jalannya pincang, mungkin kakinya terluka. Anjing yang cukup jinak menurutku. Dia sibuk mengorek-ngorek setumpukan sampah bekas pendaki yang menghabiskan bekal makannya didekat sini. Tak menemukan apapun di tumpukan sampah, dia mendekat ke kakiku.
Dikibas-kibaskan ekornya. Kuambil sedikit bekalku dan kuberikan padanya. Dia melahapnya dengan cepat. Dia pasti sangat kelaparan.
Tak sampai 5 menit makanannya habis. Sebelum beranjak pergi, Dia menatapku seolah ingin mengucap terima kasih. Kuamati terus langkahnya yang terpincang-pincang hingga batang hidungnya benar-benar menghilang dari pandanganku.
Pertemuan yang sangat singkat dengan seekor anjing tersebut tiba-tiba membuatku tercenung. Ilmu bisa datang darimana saja, tak terkecuali seekor anjing. Percaya atau tidak, sebagai traveler, nampaknya kita harus banyak belajar dari seekor anjing liar.
1. Jadilah ramah pada setiap orang
Dia mendatangiku sambil menjulurkan lidahnya sambil mengibas-kibaskan ekor seolah ingin menyapa. Kurasa sebagian besar anjing bersikap ramah pada manusia, walaupun sebelumnya belum pernah ditemuinya.
Saat traveling, kita harus ramah pada setiap orang asing yang kita temui, utamanya warga lokal. Sapalah mereka dengan sopan, mengobrol hal-hal ringan sambil menawari beberapa bekal makanan cemilan kita. Kamu tidak akan pernah menyesal berkenalan dan ramah pada orang asing, karena saat kita kesusahn dijalan,pertolongan bisa datang darimana saja.
2. Positif thinking itu baik, tapi jangan lengah
Anjing selalu beranggapan bahwa setiap manusia yang ditemuinya adalah orang baik dan akan memberinya makanan. Begitupun kita sebagai traveler, kita harus selalu berpikiran positif bahwa orang asing atau warga lokal yang kita temui diperjalanan adalah orang baik.
Ingat, bedakan positif thinking dengan lengah. Positif thinking bukan berarti kita menjadi tidak waspada.
3. Cicipi tiap makanan lokal, ini Indonesia dengan ribuan resep makanan yang berbeda di tiap daerah
Tiap mengunjungi tempat baru, seekor anjing akan mengais-ngais tampat sampah ditempat tersebut untuk mencari makan. Bukan mengais sampahnya yang kita pelajari, tapi kebiasaan mencari makan di setiap tempatlah yang harus kita resapi.
Traveling dan kuliner tak pernah bisa dipisahkan, jangan ragu untuk berburu dan mencoba berbagai makanan lokal di tempat yang baru kita kunjungi. Soto adalah salah satu makanan dengan nama sama, namun hampir disetiap daerah mempunyai rasa khas berbeda-beda.
4. Jadilah berani, satu pertanyaan akan membuat keajaiban terjadi
Anjing termasuk hewan pemberani. Begitupun harusnya seorang traveler. Perasaan was-was atau takut saat mengunjungi tempat baru atau bertemu dengan orang baru memang wajar. Perasaan tersebut harus kita lawan. Tak ada ilmu apapun yang kita dapatkan dengan menjadi seorang traveler penakut. Cobalah lebih berani. Berani bertanya, berani mengenal orang baru, berani menjelajah tempat terpencil dan tentu berani melawan ketakutan kita sendiri.
5. Pasang wajah bahagiamu tiap saat
Hidup yang keras tak berarti kita tak bisa tersenyum. Mungkin itu yang ada dipikiran seekor anjing liar. Saat bertemu dengan orang-orang, anjing selalu memasang wajah bersahabatnya, kecuali dalam kondisi tertentu dimana dia merasa terancam.
Saat kita berada diperjalanan, sangat penting memandang cermin untuk mengetahui bagaimana raut muka kita saat itu. Tersenyumlah dan pasang wajah cerah saat berada ditempat baru. Orang tak bisa membaca hati kita, orang mengetahui apa yang kita rasakan dari raut muka kita, karena itu selalulah pasang wajah senyum terbaikmu pada orang-orang.
6. Hiduplah dengan fleksibel, banyak hal tak terduga terjadi sejak langkah pertama dimulai
Anjing liar terbiasa tidur dan berisitirahat dimanapun. Mereka tak terbiasa tidur disebuah kandang sempit seperti para anjing rumahan. Lalu lalang orang lewat tak mereka hiraukan.
Sebagai seorang traveler,biasakan untuk hidup fleksibel. Tentu sangat menyenangkan jika kita bisa menemukan sebuah penginapan denga kasur empuk, hangat dengan harga murah, tapi tak selamanya kita akan seberuntung itu. Traveling artinya kamu harus siap dengan segala hal ketidaknyamanan. Tidur di sebuah bangku taman atau SPBU bisa sangat nyaman jika kita menikmatinya. Semua kembali ke diri kita masing-masing.
7. Kamu tidak akan pernah tua, traveling akan selalu seru walaupun dilakukan di usia senja
Merupakan hal wajar jika kita melihat seekor anjing berumur 15 tahun bermain bersama anak-anak anjing yang masih sangat muda. Traveling membuat kita selalu awet muda. Rambut mungkin telah beruban, tubuh tak setegap dulu tapi jiwa dan semangat tak pernah tua.
Menjadi tua bukan berarti kita tak bisa bersenang-senang. Traveling tak mengenal usia, tak ada tua ataupun muda, semuanya sama selama kita masih melangkahkan kaki.
8. Ikuti nalurimu, ini hidupmu
Anjing dikenal sebagai binatang bernaluri tinggi. Begitupun traveler. Tentu kamu tak ingin tiap pagi bangun tanpa rencana dan improvisasi. Miliki naluri liar seekor anjing dan ikutilah. Jika kamu memang ingin bepergian, pergilah. Singkirkan semua alasan dalam hati yang menghambatmu untuk pergi.
9. Tak pernah berhenti mencari yang lebih baik
Saat mengais sampah mungkin anjing liar tadi hanya menemukan sebuah tulang, tapi dia terus mengais untuk mendapatkan sekerat daging. Seorang traveler harus memiliki hasrat mencapai yang lebih baik dari sebelumnya. Jika telah sampai pada destinasi yang kita tuju, terus munculkan hasrat mencari tempat baru menakjubkan yang lain, karena seorang traveler disebut sebagai traveler saat dia terus melangkahkan kakinya.
Keesokan harinya saat rombongan kami menuruni gunung, aku melihat seekor anjing liar nampak tertidur begitu pulas dibawah pohon.
Kupanggil dengan kode-kode yang biasa seseorang gunakan saat memanggil seekor anjing. Dia masih bergeming. Kuhampiri anjing itu.
Perasaan iba dan trenyuh tiba-tiba merasuk dada. Aku tak ingin melihatnya.
Kau hebat, terima kasih atas pelajaran berhargamu kemarin. Aku hanya dapat mengucap dalam hati.
Kembali kulangkahkan kaki menyusul rombonganku.