3 Ritual Adat Indonesia Ini Memang Mengerikan, Tapi dari Sinilah Indonesia Dikenal
Indonesia memiliki beragam suku bangsa. Berdasarkan sensus BPS tahun 2010, terungkap bahwa Indonesia terdiri dari 300 kelompok etnik atau lebih tepatnya 1.340 suku bangsa. Meski jumlah ini sangatlah banyak, tapi kamu pasti sudah tidak kaget lagi dengan hal ini.
Dari sekian suku bangsa di Indonesia, ternyata ada beberapa suku yang melakukan ritual adat yang cukup mengerikan jika dibandingkan dengan kehidupan di masa sekarang ini. Berikut ini ritual mengerikan yang berhasil saya telisik.
Tradisi Ngayau, perburuan kepala manusia dari adat Suku Dayak
Suku Dayak pernah menjadi suku yang cukup dikenal di luar negeri. Sebuah buku karya Carl Bock, berjudul The Head Hunters of Borneo yang diterbitkan di Inggris pada tahun 1882 menyumbang pengetahuan bagi warga dunia tentang Suku Dayak yang ternyata malah menumbuhkan citra buruk Suku Dayak sebagai 'orang-orang pemburu kepala'.
Awal pembuatan buku tersebut memang terinspirasi dari data lapangan pada masa itu. Miller salah satu penjajah Indoneseia juga pernah menulis dalam Black Borneo tentang hal ini. Ritual pemenggalan kepala ini dilakukan diam-diam dan hati-hati, bisa saja kepala musuh atau kelapa anggota Suku Dayak itu sendiri. Khasiatnya? Em.. Menurut kepercayaan Suku Dayak, kepala manusia jika sudah diramui bisa menjadi kekuatan yang sangat dahsyat, mulai dari menurunkan hujan, hingga terhindar dari penyakit. Amazing sih, tapi menurut saya ini ngeri banget.
BTW, nggak semua Suku Dayak melakukan tradisi ini lho. Hanya Dayak Kenyah, Iban dan Ngaju.
Tapi, karena meresahkan, pada masa Belanda menjajah Indonesia atau sekitar tahun 1872, ritual ini sepakat dihentikan dalam sebuah Perjanjian Tumbang Anoi.
Tradisi memotong jari dari Suku Dani di pegunungan tengah Papua
Suku Dani merupakan suku di bagian timur Indonesia yang memiliki tradisi cukup mengerikan. Setiap ada anggota keluarga yang meninggal, suku ini memotong jari mereka untuk menunjukkan rasa duka dan sebagai upaya untuk mencegah malapetaka tidak terjadi kembali dalam keluarga yang berduka.
Dalam Suku Dani, jari memiliki arti yang cukup bikin merinding, bagi mereka jari tangan merupakan simbol dari kerukunan, kekuatan, dan kesatuan manusia dalam berkeluarga. Untuk itulah, jari menjadi bagian tubuh yang sesuai untuk menggambarkan kehilangan dalam kesatuan keluarga. Peralatan untuk memotong jari biasanya menggunakan kapak atau parang, ada juga yang menggigit ruas jari hingga putus.
Saat ini, Suku Dani sudah mulai meninggalkan tradisi ini karena masyarakatnya sudah mulai mengenal Tuhan dan agama. Saat ini hanya tinggal beberapa lelaki dan wanita tua yang jarinya terpotong karena melakukan tradisi ini di masa lalu.
Tradisi mayat berjalan dari Tana Toraja
Rasanya, saya terlalu banyak menyinggung tradisi dari Tana Toraja. Hal ini bukan tanpa alasan sih, tapi tradisi ini memang cukup terkenal di seluruh dunia.
Bagi kamu yang belum tahu tradisi mayat berjalan ini, kamu patut membaca ini hingga selesai. Ritual ini diberi nama ritual Ma'nene yang masih digelar oleh warga Baruppu di Toraja.
Ritual ini dilakukan setiap tahun sekali pada bulan Agustus. Tradisi ini terkenal sebagai tradisi mendandani mayat leluhur yang diawetkan dan dipajang di depan khalayak umum.
Selain ritual ini, di Tana Toraja juga terdapat tradisi menyimpan mayat di Goa Londa yang dilakukan jauh sebelum agama Islam dan Kristen masuk ke sana.
***
Masih ada beberapa tradisi mengerikan lainnya di Indonesia. Saya akan mencoba untuk membahasnya lagi dalam tulisan saya nanti. Oke, bersambung dulu.