Bumi Makin Renta, Traveler Ini Keliling Dunia Untuk Bersihkan Sampah Plastik
Selamat Hari Bumi Sedunia! Dua puluh dua April 2016 mengingatkan kita betapa bumi sudah renta.
Banyak manusia termasuk saya yang mengucapkan selamat kepadanya. Padahal bumi tak memerlukan ucapan selamat dari kita. Planet tua ini lebih membutuhkan secuil perhatian dari anak manusia yang lama mendiaminya.
Pernahkah bertanya pada diri sendiri, apa yang sudah kita perbuat untuk planet ini?
Pertanyaan itu hanya bisa dijawab dengan tindakan nyata, bukan sekadar kata-kata.
Seperti yang dilakukan Monica Rosquillas, seorang traveler yang berasal dari San Diego, California, Amerika. Sudah sejak tahun 2014 lalu dia memutuskan untuk mengurangi sampah plastik dari kehidupannya, aksi positifnya ini pun tetap ia jalankan saat traveling.
Menjadi eco-traveler itu keren!
Sekitar 4 bulan yang lalu, Monica bercerita bahwa ia memutuskan keluar dari pekerjaannya untuk melakukan perjalanan panjang di Asia Tenggara. Dia melakukan perjalanan bersama pasangannya, Fernando.
Wanita yang pernah bekerja di San Diego Environmental Education Program ini mengaku sangat mencintai lingkungan. Perjalanannya keliling Asia Tenggara merupakan bagian dari proyeknya untuk menyebarkan pentingnya menjaga bumi.
Hampir tak ada sampah plastik yang ia hasilkan di setiap perjalanan. Botol minum isi ulang, lunch box, sedotan kaca, reusable bag, reusable cup, dan sendok makan selalau dia bawa bersamanya.
Ia mengakui, hidup tanpa barang yang terbuat dari plastik itu tak mudah. Apalagi harus mengurangi sampah plastik. Namun, kecintaannya pada bumi tak pernah membuat dia menyerah pada barang-barang plastik.
Banyak cara dia lakukan untuk mengurangi sampah plastik. Salah satu caranya adalah dengan menolak pemberian kantong plastik, sedotan, dan gelas kopi plastik. Setiap dia belanja di toko, dia lebih memilih menggunakan re-usable bag. Ketika dia sedang berada di restoran atau kafe, dia selalu menolak pemberian sedotan. Dengan sopan dia berkata kepada pelayan restoran “No straw, please”.
Tak bisa dipungkiri, Monica pun ingin merasakan kesegaran sebotol minuman dingin dari dalam refrigerator mini market, tapi dia selalu bisa mengalahkan keinginan sesaat itu.
“Meminum air mineral dari botol yang saya bawa itu lebih sehat," katanya.
Cara lain mengurangi sampah plastik adalah dengan mengurangi konsumsi barang-barang yang terbungkus plastik. Wanita lulusan San Diego State University ini memilih menggunakan sabun batangan serba guna (sabun mandi dan muka), shampo sekaligus kondisioner isi ulang, dan sikat gigi yang bergagang kayu untuk mengurangi sampah plastik.
Menjadi seorang eco-traveler mengarahkannya pada kehidupan yang lebih sehat. Kegigihannya untuk mengurangi sampah plastik berujung pada hidup sehat. Daripada membeli makanan kemasan, dia memilih membeli buah-buahan sebagai bekal perjalanan.
Berikut adalah perlengkapan yang wajib dia bawa saat traveling:
Mengedukasi pentingnya 'sadar lingkungan'
Monica seorang traveler yang unik. Dia tak sekadar jalan-jalan mengunjungi tempat-tempat dunia tapi dia juga banyak melakukan kegiatan sosial.
Monica bercerita, saat ia mengunjungi Sahainan, Thailand, dia mengajar bahasa Inggris anak-anak di sekolah dasar sekitar tempat ia tinggal. Dia dan pasangannya, Fernando, mengenalkan mereka pentingnya mengurangi sampah plastik.
Bulan April ini (2016), Monica dan Fernando menjadi relawan di Pandawas Academy, Malaysia. Mereka mengajar Bahasa Inggris, Matematika, dan Ilmu pengetahuan alam. Mereka pun mengajak anak-anak di Pandawa Academy untuk membersihkan lingkungan sekitar sekolah.
Menginspirasi orang lain
“Meskipun belum banyak yang melakukan hal seperti saya, setidaknya ada beberapa teman yang mulai mengikuti aksi positif ini,” tutur Monica.
Aksi positif Monica sangat didukung oleh orang tua dan saudaranya. Sebelum dia melakukan perjalanan di Asia Tenggara, dia pernah melakukan pendakian bersama ayah dan adik perempuannya di Meksiko. Ayah dan adik perempuannya ikut mengikuti langkah dia dengan tidak meninggalkan sampah di sembarang tempat dan memungut beberapa sampah plastik yang tersisa di sekitar tempat kemah.
Jika banyak traveler memposting foto-foto indah saat traveling, Monica malah melakukan hal yang berbeda. Dia lebih banyak memposting foto sampah plastik yang ia pungut ketika mengunjungi tempat wisata. Dia memposting foto makanan dan barang-barang yang ramah lingkungan saat traveling.
Monica dan pasangannya berada di Malaysia sejak Bulan Maret. Setelah sebelumnya mengunjungi Thailand, dan Vietnam, perjalanan berikutnya ia akan ke Sabah.
Monica mengaku, ia dan Fernando tertarik untuk berkunjung ke Indonesia. Belum ada rencana pasti, tapi Monica berkata jika Pulau Jawa akan menjadi destinasi pertamanya di Indonesia.
Pesan untuk para traveler Indonesia dari Monica:
Now, You can see the beauty of the world. But, if you don’t take care of it, still produce trash, then You can’t see that place on future
***
Untuk mengetahui profil lengkap Monica, silakan kunjungi dia di:
IG : @girlforacleanworld
Sebuah kesempatan berharga bisa berbincang dengan traveler seperti Monica. Apa yang sudah ia lakukan benar-benar menginspirasi.
Dunia ini begitu indah, sangat sayang jika tidak dinikmati keelokannya. Namun, jika tak menjaganya, akankah masih bisa melihat keindahannya lagi? 10 tahun lagi? 20 tahun? Kita tidak akan pernah tahu rupa bumi yang akan datang.
Ingat, bumi ini bukan hanya milik diri kita seorang. Saya, Anda, hanya satu dari milyaran penumpang. Jika bukan kita yang merawatnya, lantas siapa?
Mulai dari hal yang kecil, mulai dari diri sendiri.
** Tim Phinemo melakukan wawancara secara langsung dengan Monica melalui Skype.
Baca Juga:
- Sampah Plastik Tak Asyik, Mari Menjadi Traveler Peduli Lingkungan
- Binatang Liar Menjadi Korban Sampah yang Dibuang Sembarangan di Gunung
- Klasik, Masalah Sampah di Tempat Wisata
- Gunung Bukan Tempat Sampah, Jangan Tinggalkan Apapun Kecuali Jejak
- Fasilitas Jalan Malioboro Makin Lengkap dengan Keran Air Siap Minum