A PHP Error was encountered

Severity: 8192

Message: Function create_function() is deprecated

Filename: controllers/Post.php

Line Number: 84

Backtrace:

File: /var/www/phinemo.com/html/apps/application/controllers/Post.php
Line: 84
Function: _error_handler

File: /var/www/phinemo.com/html/apps/application/controllers/Post.php
Line: 22
Function: autop

File: /var/www/phinemo.com/html/apps/index.php
Line: 315
Function: require_once

NEWS


Seorang Pendaki Tim Kartini Freeport Meninggal di Pyramid Carstensz Karena Hipotermia

Shabara Wicaksono — 18 April 2016

pendaki-meninggal-di-cartensz Foto diambil dari bestvacationtogo

Dihadang badai salju (16/4), Erik Erlangga, salah seorang pendaki dari Tim Kartini Freeport meninggal setelah alami hipotermia. Peristiwa ini terjadi saat tim sedang melakukan perjalanan turun dari Pyramid Carstensz (4.848 meter).

Saat ini jenazah Erik dan beberapa anggota tim yang berhasil bertahan sudah dipindahkan ke Tembagapura, Kabupaten Mimika menggunakan Chopper. Mereka terdiri dari 8 orang perempuan, 8 orang tim pendukung, dan 4 orang Emergency Rescue Group (ERG).

Tim Kartini Freeport adalah tim yang beranggotakan (sebagian besar) para pegawai Freeport bersama para istri mereka. Tim tersebut akan merayakan hari Kartini yang jatuh pada 21 April nanti.

Tim Kartini bukanlah pendaki pemula, sebelumnya mereka telah beberapa kali mendaki Carstensz. Namun, selalu ada hal-hal tak terduga dalam pendakian yang tak bisa kita prediksi. Ditambah, meski Cartensz bukan gunung tertinggi di Bumi, gunung tersebut dikenal memiliki medan luar biasa berat, bahkan bagi pendaki veteran sekalipun. Patrick Morrow, seorang fotografer alam dan pendaki pertama di dunia yang menyelesaikan pendakian Messner List of Seven Summit  pada 1986, dalam bukunya yang berjudul "Beyond Everest" menyatakan bahwa baginya mendaki Carstensz lebih sulit dibanding mendaki Everest.

Puncak Carstensz berada di atas tebing batu setinggi 600 meter. Untuk mencapainya, tidak mungkin hanya dengan berjalan biasa. Pendaki harus dapat memanjat tebing, menggunakan harness, tali penyambung dengan ascender. Dan kala turun, ia harus cekatan menggunakan descender.

Namun, meski kita merasa sangat berpengalaman dan menguasai semua teknik pendakian, tetap saja ada banyak hal di alam yang tak bisa kita prediksi. Saat melakukan pendakian, seorang pendaki harus siap menerima semua kemungkinan yang akan ia alami, termasuk kemungkinan terburuk seperti kejadian di atas.

 

Baca juga:

Bagikan artikel ini :