Tak Mau Terus Terpuruk, Masyarakat Berusaha Mengembangkan Wisata Gunung Sinabung
Beberapa waktu lalu kita digemparkan dengan bencana erupsi Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Bencana ini meluluhlantakan rumah, ladang, serta semua materi di sana. Hal ini menghancurkan perekonomian lingkungan sekitar. Ribuan kepala keluarga kehilangan mata pencahariannya.
Kini, mereka tak mau lagi terus terpuruk. Pelaku usaha pariwisata, utamanya perhotelan dan resto berusaha menghidupkan wisata erupsi Gunung Sinabung. Upaya ini sangat didukung oleh masyarakat sekitar.
Menurut Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Karo, Dickson Pelawi, akibat erupsi Sinabung jumlah kunjungan wisatawan dan tamu hotel berkurang tajam di Karo, terutama di kawasan wisata Kota Berastagi. Menurut data Bidang Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Karo, jumlah kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara berkisar 600-1.000 orang per hari pada hari biasa dan sekitar 7.000 orang per hari saat hari libur. Namun, akibat erupsi Sinabung, kunjungan wisatawan sekitar 200 orang per hari di hari biasa maupun di akhir pekan.
Nantinya akan dibuat sebuah Volcano Park, yang menawarkan sejumlah paket wisata pesona keindahan gunung-gunung berapi di Karo, seperti Sinabung, Sibayak maupun Barus. Khusu Sinabung, telah disediakan zona aman untuk menikmati sajian alam Gunung Sinabung pada pagi, siang dan malam hari di Desa Tiga Pancur di Kecamatan Simpang Empat, Desa Perteguhan di Kecamatan Naman Teran, dan Desa Tiga Kicat di Naman Teran. Ketiga desa tersebut berjarak lebih dari 7-8 kilometer dari Sinabung.
Menurut Dickson, respon wisatawan bagus, terutama dari wisatawan asing. Mereka umumnya berasal dari negara-negara yang tak memiliki gunung api aktif. Hampir setiap hari ada wisatawan yang penasaran ingin melihat aktivitas Sinabung, terutama di malam hari.
Upaya ini diharapkan bisa mengatasi keterpurukan pelaku usaha sektor pariwisata selama tingginya aktivitas Sinabung.
Tulisan ini dilansir dari Kompas travel.