A PHP Error was encountered

Severity: 8192

Message: Function create_function() is deprecated

Filename: controllers/Post.php

Line Number: 84

Backtrace:

File: /var/www/phinemo.com/html/apps/application/controllers/Post.php
Line: 84
Function: _error_handler

File: /var/www/phinemo.com/html/apps/application/controllers/Post.php
Line: 22
Function: autop

File: /var/www/phinemo.com/html/apps/index.php
Line: 315
Function: require_once

TRAVEL-IDEAS


Liburan ke Kawasan Pulau Komodo? Jangan Lewatkan 4 Tempat Ini!

Vivi Suciana — 10 July 2016

kapal pulau komodo Foto oleh Vivi Suciana

Tujuan utama perjalanan ke Nusa Tenggara Timur kali ini sebenarnya hanya berkunjung ke Wae Rebo, namun dikarenakan masih ada sisa 2 hari sebelum kembali ke Jakarta, saya putuskan untuk berkeliling di Kepulauan Komodo.

Benarkah Nusa Tenggara Timur merupakan daerah terbelakang? Baca ini, tulisan tersebut mungkin akan mengubah ekspektasimu!

Rencana awal, inti utama perjalanan saya ke Kepulauan Komodo adalah melihat Komodo. Takdir berkata lain karena kebetulan sebelum turun dari Wae Rebo, saya bertemu dengan satu rombongan orang Indonesia yang baru kembali dari Pulau Komodo. Mengetahui rencana dadakan saya untuk berkunjung ke ke pulau Komodo, dengan penuh antusias mereka menceritakan pengalaman mereka, memberikan saran dan beberapa tips untuk berkeliling sekitar kawasan Pulau Komodo. Merasa ini adalah sebuah kebetulan yang manis, saya sontek habis-habisan saran dari mereka dan kemudian sangat tidak menyesal atas atas rekomendasi mereka yang ternyata luar biasa tersebut.

Ini dia rekomendasi tempat-tempat yang harus dikunjungi;

Pulau Rinca

komodo Foto oleh Vivi Suciana

Di Pulau Rinca lebih mudah menemui komodo dibanding Pulau Komodo sendiri. Jumlah populasi komodo di Pulau Rinca memang lebih sedikit, namun luas Pulau Rinca yang jauh lebih kecil membuat kesempatan untuk bertemu dengan hewan melata terbesar di dunia ini menjadi lebih besar.

Senjata utama Komodo adalah air liurnya yang mengandung banyak bakteri mematikan jadi kita dilarang untuk berkeliling di Pulau Rinca maupun Pulau Komodo tanpa ditemani para ranger. Ranger adalah petugas yang sudah terlatih untuk menjaga pengunjung agar tetap aman dari bahaya komodo dengan selalu membawa tongkat yang ujung bercabang yang biasanya akan diarahkan ke Komodo untuk menghalau Komodo yang mendekat. Para ranger selain bertugas untuk melindungi pengunjung juga merangkap sebagai guide yang dengan senang hati menceritakan fakta-fakta unik tentang Komodo bahkan beberapa cerita daerah disini. Seperti contohnya, fakta bahwa komodo dewasa betina akan memakan anaknya yang baru menetas, sehingga sejak baru lahir anak komodo diwajibkan memiliki kemampuan bertahan hidup dengan segera lari memanjat pohon agar selamat dari terkaman ibunya.

Pulau Komodo

pulau komodo Foto oleh Vivi Suciana

Sebenarnya Pulau Komodo tidak terlalu direkomendasikan untuk dikunjungi jika sudah bertemu komodo di Pulau Rinca. Namun bagi saya, tentu belum lengkap jika belum bertemu Komodo di Pulau Komodo, apalagi tiket masuk Taman Nasional Kepulauan Komodo merupakan tiket terusan untuk Pulau Rinca dan Pulau Komodo jadi tidak ada salahnya juga untuk mampir.

Pulau Komodo merupakan pulau terbesar di Kepulauan Komodo dan merupakan satu-satunya pulau yang dihuni oleh masyarakat setempat. Trekking di Pulau Komodo memberikan pengalaman yang berbeda karena jika dibandingkan di Pulau Rinca dengan pemandangan padang rumput, disini jalur trekking lebih menyerupai hutan dengan beberapa pohon besar sehingga tidak terlalu panas.

Ranger menyarankan untuk kembali lagi ke Pulau Komodo pada bulan Juli-Agustus karena merupakan musim kawin bagi Komodo dan jika beruntung kita bisa menyaksikan komodo sedang metting.

Yang luar biasa lagi di Pulau terjauh dari Labuan Bajo adalah disini telah dibangun tower salah satu provider telekomunikasi Indonesia,  sehingga memiliki sinyal ponsel terbaik di seluruh Kepulauan Komodo.

Berminat berkunjung menikmati keindahan Wae Rebo di NTT? Baca tips ini terlebih dahulu!

Perjalanan saya ternyata tidak sia-sia meskipun sudah ke Pulau Rinca sebelumnya karena saya berhasil bertemu dengan 3 ekor komodo dewasa yang sedang tidur dibawah pohon. Jika sebelumnya pertemuan saya dengan komodo harus dilalui dengan aksi kejar-kejaran dan sembunyi-sembunyi, kali ini saya bisa leluasa untuk mengambil foto si naga karena mereka tidur anteng sambil seolah-olah berpose. Rupanya menurut Ranger, ketiga Komodo ini baru saja menghabiskan seekor kambing. Untuk melancarkan metabolisme pencernaan mereka akan lebih banyak diam dan tidak bergerak.

Fakta bahwa komodo dewasa betina akan memakan anaknya yang baru menetas, sehingga sejak baru lahir anak komodo diwajibkan memiliki kemampuan bertahan hidup dengan segera lari memanjat pohon agar selamat dari terkaman ibunya.

Pink Beach

pink beach Foto oleh Vivi Suciana

Setelah trekking yang cukup menguras tenaga untuk melihat komodo tentu pilihan untuk mampir berenang ke Pink Beach menjadi tawaran yang sangat menarik.

Pink Beach masih berada di kawasan Pulau Komodo namun karena berada disisi yang berbeda dengan pintu masuk Taman Nasional sehingga dibutuhkan waktu kurang lebih 20-30 menit perjalanan dengan menggunakan kapal. Panjang bibir pantai Pink Beach tergolong pendek karena terletak di teluk yang diapit oleh gunung-gunung karang raksasa.  Dianjurkan untuk membawa peralatan snorkeling karena selain pasir pantai yang menggoda dengan warna pink yang berbeda dibandingkan pantai-pantai lainnya, pemandangan bawah laut di daerah sini juga menakjubkan. Namun jangan berenang terlalu jauh dari pantai karena arus laut lumayan kencang dan berpotensi tertabrak oleh kapal-kapal yang banyak lewat di daerah sini. Selain itu disarankan juga untuk membawa persediaan makanan sendiri karena tidak terdapat kios makan.

Pulau Padar

pulau padar Foto oleh Vivi Suciana

Ini merupakan salah satu pulau yang paling fotogenic di Kepulauan Komodo sehingga wajib untuk dikunjungi, begitu promosi yang saya dengar. Sebenarnya saya tidak terlalu menyukai untuk hopping antar pulau namun karena rekomendasi yang sangat meyakinkan tersebut, saya memutuskan untuk menjejakkan kaki di Pulau Padar.

Pulau yang terletak diantara Pulau Rinca dan Pulau Komodo ini sempat membuat saya kaget ketika pertama kali tiba karena hanya berupa pulau kosong dengan pantai yang menurut saya tidak se-spektakuler bayangan saya. Sempat juga saya berpikir jangan-jangan si motoris kapal membawa saya ke pulau yang salah. Ternyata setelah melabuhkan kapalnya, si motoris (yang tiba-tiba merangkap menjadi guide) mengajak saya untuk memanjat tebing disisi  belakang pantai. Sekitar 20-30 menit saya dipaksa trekking menaiki Pulau Padar melalui jalan setapak berpasir yang cukup licin dan disekeliling kami hanya padang rumput gersang. Namun semua lelah terbayar, saya tercekat sejenak menyaksikan pemandangan yang disuguhkan sangat, sangat, dan sangat luar biasa. Pulau yang terlihat tidak berbentuk sempurna dan meliuk-liuk ternyata menciptakan 3 teluk raksasa di ketiga sisi pulau. Samar-samar saya bisa melihat kapal yang tadi saya tumpangi menjadi satu titik kecil di salah satu teluknya menjadi perbandingan betapa besar-nya teluk indah ini. Perjalanan melelahkan saya terbayar lunas sedetik setelah saya tiba dipuncak sini. Memang benar jika semakin susah cara untuk mencapai suatu tempat akan semakin indah tempat tersebut.

Baca ini, sebuah cerita inspiratif dari seorang mantan pekerja kantoran yang memutuskan keluar dari pekerjaan demi menjelajahi keindahan Indonesia Timur!

***

Sebenarnya masih ada beberapa tempat yang dapat dikunjungi di Kepulauan Komodo jika mempunyai waktu lebih seperti Pulau Gili Lawa dengan pemandangan yang mirip dengan Pulau Padar, atau Pulau Bidadari, Pulau Kanawa, dan Pulau Kelor untuk aktifitas snorkeling. Namun jika tidak sempat untuk mengunjungi itu semua, setidaknya ke-empat tempat diatas sudah cukup mewakilkan keindahan Kepulauan Komodo. Selamat menikmati satu lagi sisi keindahan Indonesia Timur.

Bagikan artikel ini :