Traveler Wanita Pasti Pernah Merasakan Hal Ini
'Lihat pebasket wanita itu, apa kau melihat ada yang luar biasa darinya?' Via, seorang temanku yang hobi menjelajah ke berbagai pelosok negeri bertanya padaku ketika kami sedang bersantai disebuah bangku taman.
Kuamati para mahasiswi yang sedang berlatih basket dilapangan seberang sana, tak ada yang spesial.
'Mereka wanita, dan mereka hanya melakukan hobi mereka, tak ada yang luar biasa, begitupun denganku,' dirinya berusaha tetap tenang meski aku bisa menangkap emosi tersirat di nada bicaranya yang mulai meninggi.
'Orang lain sibuk berkomentar dan berekspektasi, percayalah, aku hanya melakukan hobiku, tak ada yang istimewa dari seorang traveler wanita,' Via menambahi.
Sore itu aku menampung beberapa curahan hatinya sebagai seorang traveler wanita.
1. Seperti Halnya Wanita Lain, Aku Punya Rasa Takut
Kau pikir apa yang akan kulakukan jika misal aku sedang dalam perjalanan didalam sebuah bus dan tiba-tiba dua orang bersenjata naik dan membajak bus?
Tak ada yang bisa kulakukan selain menangis dan menjerit ketakutan. Wanita yang hobi traveling sering dianggap wanita pemberani, tak punya rasa takut.
Tentu semua itu tak benar. Aku seperti dituntut untuk tak takut pada apapun.
Saat aku menjerit ketakutan karena mendapati kecoa dibawah kakiku, pandangan orang-orang seperti berkata,'hei,kau sudah menjelajah berbagai pulau-pulau diluar sana, bertemu banyak orang asing, dan kau menjerit hanya karena kecoa,'. Saat itu juga aku sangat ingin berteriak 'Hei, aku juga seorang wanita biasa!'
2. Sering Dianggap Wanita yang Bergelimang Uang
Anggapan ini juga asal-asalan. Aku dianggap seperti seorang putri kaya raya, sosialita yang bisa pergi kemanapun kemana aku suka.
Apa orang-orang itu tak pernah mengenal istilah “menabung”? Aku banyak berhemat agar dapat mengumpulkan uang demi pergi ke destinasi yang aku inginkan. Memotong anggaran disana-sini, mengambil banyak pekerjaan paruh waktu agar memiliki uang saku diperjalanan.
Terkadang orang hanya melihat foto-foto liburanku tanpa mengetahui bagaimana perjuanganku untuk mendapatkannya.
3. Aku Bisa Galau Seperti Wanita Lain
Terlihat begitu tangguh terkadang kurang menyenangkan juga. Aku bahkan pernah ditertawakan karena membuat sebuah status patah hati di sosial media.
Aku bukan seorang manusia berhati batu, aku bisa jatuh cinta dan juga patah hati, bahkan mungkin perlu aku beritahu jika aku pun dapat menangis.
Beberapa perjalanan travelingku terkadang kulakukan untuk melarikan diri dari perasaan-perasaan seperti itu.
4. Akupun Bisa Kesepian
Saat berada di Pantai Pandawa Bali, memandang matahari terbenam yang begitu indah.
Aku berpikir, apa sebenarnya yang sedang kulakukan disini?
Teman-teman dan keluargaku mungkin sedang berkumpul sambil bersenda gurau dengan gembira, makan malam bersama, sementara aku memandang matahari terbenam sendirian?
Memang traveling kepantai itu keputusanku sendiri, tapi entah kenapa saat itu aku merasa begitu kesepian dan begitu rindu pada teman-temanku.
Orang-orang mungkin memandang aku seorang yang begitu menikmati hidup, traveling seorang diri ke berbagai tempat, tanpa partner, pasti aku seorang yang begitu pandai menghibur diri tanpa mengalami kesepian.
Percayalah, seperti wanita dan orang lain, aku juga bisa kesepian, seperti yang kurasakan sore itu.
Aku membayangkan pergi ke pusat perbelanjaan dengan teman-temanku kemudian berkumpul sembari bersantai di cafe.
Melakukan hobi kita memang sangat menyenangkan, tapi hobipun terkadang mengenal kata jenuh.
5. Aku juga bisa berdandan
Memang ketika aku backpacking ke beberapa tempat di pelosok hutan aku tak pernah menggunakan macam-macam kosmetik, semua demi kebaikan kulitku sendiri.
Dikehidupan sehari-hari, saat pergi kekampus atau mal, aku membenci pandangan teman-teman ketika melihatku menggunakan make up dan beberapa aksesoris.
Tatapan terheran-heran mereka seperti bertanya darimana aku mendapatkan semua alat kosmetik ini? Atau apakah aku menggunakan cermin ketika berdandan? Aku seorang wanita, seperti halnya wanita lain aku tentu ingin tampil cantik didepan orang banyak.
***
Sore itu tak ada semburat matahari senja. Awan mendung menggelayut manja diatas sana. Hujan akan segera turun.
Setelah kami menghabiskan es kelapa muda kami, kami beranjak pulang. Via sudah nampak tenang. 'Jadi, kamu tak akan traveling lagi?' Pertanyaan retoris kupikir.
'Kamu gila, hal-hal kecil seperti itu tak akan menghentikanku, menjadi seorang traveler jauh lebih banyak hal baik yang kudapat daripada keburukannya,' Via menjawab mantap.