A PHP Error was encountered

Severity: 8192

Message: Function create_function() is deprecated

Filename: controllers/Post.php

Line Number: 84

Backtrace:

File: /var/www/phinemo.com/html/apps/application/controllers/Post.php
Line: 84
Function: _error_handler

File: /var/www/phinemo.com/html/apps/application/controllers/Post.php
Line: 22
Function: autop

File: /var/www/phinemo.com/html/apps/index.php
Line: 315
Function: require_once

INSPIRATION


Istilah-istilah Ini Harus Kamu Pahami Sebelum Mendaki Gunung

Wike Sulistiarmi — 15 June 2016

Kamu masih pemula dan baru berencana mendaki gunung untuk pertama kali? Masih merasa kurang percaya diri karena belum tahu istilah-istilah pendakian? Istilah-istilah ini cukup penting untuk kamu ketahui sebelum memutuskan mendaki gunung:

1. Hipo

mendaki gunung Foto oleh lifkadarsih

Di gunung manapun, orang sering sekali menggunakan kode 'hipo' saat ada pendaki yang mengalami gejala menggigil, pucat, tidak sadarkan diri, dan denyut nadi yang melemah karena kedinginan dan kurang memakan makanan berkalori tinggi.

Yang dimaksud 'hipo' ini adalah Hipotermia. Hipotermia merupakan suatu kondisi di mana sistem dalam tubuh untuk pengaturan suhu badan kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. Kondisi ini kerang menyerang para pendaki yang tidak membawa perlengkapan lengkap, terkena guyuran hujan, kurang mengkonsumsi kalori atau lainnya.

Kamu harus mewaspadai gejala Hipo ini, karena menurut survey, orang yang mengalami Hipo tanpa penanganan, bisa dipastikan akan meninggal.

Jadi, ketika Kamu atau salah satu teman mendakimu yang mengalami gejala Hipo, segeralah melakukan tindakan untuk mengatasi Hipo agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan selama pendakian.

2. Bivak

mendaki gunung Membuat bivak sederhana. Ilustrasi foto dari Marsipala Untar

Bivak adalah istilah sebuah tenda sederhana yang digunakan sebagai tempat peristirahatan sementara saat mendaki gunung. Bivak berfungsi untuk tempat berlindung sementara (darurat) di alam bebas dari aneka gangguan cuaca, binatang buas, dan angin.

Bivak bisa terbuat dari berbagai peralatan, baik dari alam (goa, kayu, ranting pohon) maupun dari jas hujan atau ponco yang dibawa oleh pendaki untuk peristirahatan sementara (darurat) karena suatu hal, seperti hujan atau badai yang tiba-tiba datang.

3. Leader

mendaki gunung Foto oleh Echigo

Dalam pendakian, yang dimaksud Leader adalah seorang pemimpin rombongan. Leader ini adalah orang yang bertugas untuk memandu para pendaki agar sampai ke tujuan dengan selamat. Ia si penanggung jawab.

Biasanya, pemimpin yang dipilih menjadi leader dalam sebuah pendakian adalah orang yang memiliki ketahanan tubuh yang kuat dan memiliki wawasan yang baik tentang jalur pendakian serta memiliki jiwa korsa yang tinggi. Jika Kamu ingin memiliki pengalaman mendaki yang berkesan, pilihlah Leader yang memiliki kriteria tersebut. Percayalah, leadermu akan menentukan menyenangkan tidaknya pendakianmu.

4. Sweeper

mendaki gunung Foto dari Tri Wahyuningsih

Keberadaan Leader dalam pendakian tidak lengkap tanpa adanya keberadaan Sweeper. Sweeper  merupakan orang yang bertugas sebagai 'penyapu' rombongan pendakian agar tidak ada barang dan pendaki yang tertinggal. Sweeper biasanya berada di posisi paling belakang dalam rombongan.

Orang-orang yang bertugas sebagai Sweeper biasanya memiliki kesabaran ekstra. Bisa di ibaratkan si Sweeper ini adalah 'Superman'-nya para pendaki gunung. Karena jika Sweeper bertugas dengan baik, tidak akan ada satupun pendaki gunung yang akan tertinggal dan hilang. Ialah sang penyelamat!

5. SAR: Search and Rescue

mendaki gunung Foto dari sini

Istilah yang sering beredar di dunia pendakian adalah SAR (Search and Rescue).

SAR merupakan kegiatan dan usaha mencari, menolong, dan menyelamatkan jiwa manusia yang hilang atau dikhawatirkan hilang atau menghadapi bahaya dalam musibah-musibah seperti pelayaran, penerbangan, dan bencana.

Jadi, bagi Kamu yang masih belum tahu istilah SAR dalam dunia pendakian, jangan coba-coba untuk hilang di gunung agar tidak di-"SAR" sama para tim pencari orang hilang, ya!

6. "Bonus"

kesalahan-pendakian Foto oleh Echigo

Saat mendaki gunung, Kamu akan sering mendengar kata 'Bonus'. Para pendaki akan bersama-sama menyorakkan kata bonus saat melihat spot landai saat mendaki gunung. Para pendaki akan lebih bersemangat ketika melihat spot landai ini.

Jadi, jangan lupa menyorakkan kata 'bonus' jika bertemu spot landai saat mendaki ya, biar kekinian!

7. Survival Kit

Bear-Grylls-Ultimate-Kit_fulljpg Foto dari sini

Kata empunya pendakian, mendaki tanpa membawa survival kit itu sama dengan bunuh diri. Nah, mumpung empunya pendaki bilang seperti itu, Kamu harus nurut sama dedengkot. Jangan lupa bawa survival kit saat mendaki, ya!

Survival kit sendiri merupakan kotak yang berisi segala macam alat yang kelak akan berguna apabila kita melakukan survival. Di dalamnya terdapat juga daftar alat-alat apa saja yang harus tersedia di dalam kotak itu.

8. Porter

perjalanan Gambar diambil dari Pendaki Jogja

Porter itu istilah paling berbahaya saat mendaki gunung. Karena seumur-umur mendaki gunung, saya selalu saja menjadi porter bagi pendaki gunung yang lain. Ingat ya! Kamu jangan langsung bilang 'iya' ketika salah satu teman kamu bilang Kamu harus jadi porter. Kamu bakalan repot jika terlanjur bilang 'iya'.

Porter adalah orang-orang yang dibayar untuk membantu membawa barang-barang para pendaki pada saat melakukan aktivitas pendakian gunung. Seringkali porter juga bertugas untuk menyiapkan makanan pada saat pendakian.

 

9. "Ranjau"

gunung-merbabu-3 Foto oleh Oky Hertanto

Kamu harus hati-hati ketika para pendaki menyebutkan:

  'Awas Ranjau!!!'

Karena pada saat itu, Kamu akan menemukan banyak kejanggalan pada jalur pendakianmu. Bisa dibilang, kamu akan menemui ladang 'kotoran manusia' yang akan membuat sepatu gunungmu harus ternodai.

Jadi, Kamu harus hati-hati ketika teman mendakimu bilang 'Awas Ranjau', ya!

10. Ultralight Hiking

hiking-3 Foto oleh Ryan Arti

Ultralight hiking adalah suatu cara atau teknik melakukan perjalanan ke alam bebas dengan membawa peralatan dan perbekalan yang ringan tanpa meninggalkan prinsip-prinsip safety prosedur serta kenyamanan selama berada di alam bebas.

Perlu dicatat, ultralight di sini bukanlah mengurangi kuantitas(jumlah) dari peralatan yang dibawa, akan tetapi lebih pada mencari barang pengganti dengan kualitas sama, namun memiliki bobot lebih ringan serta tak makan ruang banyak.

Baca juga:

Bagikan artikel ini :