Pasang Lhamu Sherpa Akita, Pemandu Pendaki Wanita Peraih '2016 People Choice Adventurer' National Geographic
Adat istiadat Nepal masih menganggap bahwa wanita lebih baik bekerja di dalam ruangan daripada menjadi pemandu pendakian.
Pasang Lhamu Sherpa Akita, seorang pendaki wanita berkebangsaan Nepal yang bekerja sebagai pemandu para pendaki Everest, muncul di tengah-tengah stereotype tersebut. Pasang Lhamu, dipilih National Geographic sebagai "2016 People Choice Adventurer". Penghargaan ini berhasil membalikan stereotype tentang peran wanita di Nepal.
Sherpa Pasang Lhamu Akita lahir di balik bayang-bayang Everest 31 tahun silam. Ketika dia berumur 15 tahun, dia ditinggalkan kedua orang tuanya dan harus menjaga seorang adik perempuan berumur 6 tahun.
Kehilangan orang tua dan harus berperan sebagai tulang punggung keluarga tak lantas menghentikan semangatnya. Setelah musibah gempa yang mengguncang Nepal pada April 2015 silam, dia ikut membantu proses pemulihan Nepal akibat gempa. Pasang Lhamu juga merupakan salah seorang pendaki wanita Nepal dari 2 wanita pertama yang sukses menyelesaikan pendakian Gunung K2, gunung yang disebut sebagai gunung paling berbahaya di dunia.
Ketika Pasang Lhamu berumur 19 tahun, dia memulai karir sebagai murid di sekolah pendakian di Khumbu Climbing Center (KCC). KCC merupakan sekolah pertama yang mengajarkan pendidikan pendakian formal untuk warga Nepal. Lulus dari sana, dia menjadi instruktur pendaki wanita Nepal pertama.
Pendiri KKC, Conrad Anker, menuturkan bahwa Pasang Lhamu memiliki skill yang sangat tinggi saat mendaki. Lebih dari itu, dedikasinya kepada rakyat Nepal yang terus membantu pemulihan setelah gempa bumi 2015 silam, menjadikan Pasang Lhamu layak untuk dijadikan panutan bagi warga Nepal dan pendaki wanita lainnya.
Norbu Tenzing Norgay yang merupakan Wakil Presiden di American Himalaya Foundation menambahkan bahwa Pasang Lhamu tidak mendaki untuk kesenangan pribadinya, dia melakukannya untuk terus mendukung komunitasnya. Suku Sherpa sangat bangga dengan penghargaan ini.
Menjadi seorang pendaki sekaligus pemandu bukan pekerjaan yang mudah bagi Pasang. Profesi mendaki gunung masih dianggap sebagai pekerjaan pria. Tidak mudah menerima wanita yang bekerja sebagai pemandu di lingkungan masyarakat ia tinggal. Wanita di Nepal didorong untuk bekerja di dalam ruangan, misalnya; bekerja sebagai perawat, guru yang mana lebih mudah untuk diterima lingkungan sosial.
Laki-laki Nepal yang mengenal keahlian pendakian Pasang dan wanita pendaki lain akan menghormati mereka. Namun, jika tak pernah mengetahui kemampuan mereka, para laki-laki akan meragukan kekuatan mereka.
Baca Juga:
- Mendaki Everest: Berjudi dengan Kematian
- Seorang Pendaki Tim Kartini Freeport Meninggal di Pyramid Carstensz Karena Hipotermia
- Pendakian Puncak Cartenz, Saat Warga Lokal Terpinggirkan
- Tekad Tiga Wanita Tangguh Mahitala Unpar Kibarkan Merah Putih di 7 Puncak Tertinggi Dunia
- 9 Film Romantis yang Akan Membuatmu Ingin Traveling